jpnn.com, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, sejumlah lembaga internasional meramalkan Indonesia akan menjadi satu dari lima negara kuat secara ekonomi pada 2030. Pada masa itu, usia produktif penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 70 persen. Jumlah ini lebih besar dibanding dengan negara-negara lainnya.
“Jadi nanti diprediksi Indonesia 2030 jadi satu dari lima negara terkuat secara ekonomi,” kata Deddy saat memberikan sambutan pada Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di gedung Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/7).
BACA JUGA: Umat Islam Sudah Khatam soal Toleransi
Deddy mengatakan, usia produktif itu mulai dari 15 hingga 64 tahun. Menurut World Health Organization (WHO), usia 64 tahun ini masih muda.
“Jadi, saya masih muda dan Anda jangan tertipu kumis saya yang putih karena ini habis syuting,” ujar Deddy bercanda disambut tawa para peserta sosialisasi dan juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
BACA JUGA: Ketua MPR Resmikan Patung Terbesar di Asia Tenggara
Lebih lanjut, Deddy mengatakan, persoalan yang menjadi tantangan ke depan apakah semua tenaga kerja usia produktif itu semuanya bisa bekerja. “Ini tantangan yang harus dihadapi,” tegasnya.
Deddy khawatir, karena saat ini orientasi dunia pendidikan lebih pada mencetak tenaga kerja. Bahkan banyak yang bertujuan masuk pada dunia industri. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didorong sampai 70 persen. Sekarang memang baru sampai 60 persen. Jadi, kata dia, sumber daya yang dicetak hanya untuk siap pakai menjadi pekerja. Padahal, yang terpenting adalah bagaimana mengembangkan wirausaha baru.
BACA JUGA: Ketua MPR Terima Kunjungan Wakil Ketua Parlemen Rusia
“Bukan jadi pekerja. Tapi, solusinya adalah mencetak wirausaha baru Indonesia,” jelasnya. Menurut dia, jika nanti tenaga kerja itu tidak bisa diserap di industri, maka akan menimbulkan persoalan baru seperti pengangguran hingga kemiskinan.
Menurut Deddy, Bank Dunia menyebutkan bahwa perekonomian akan mantap jika minimal empat persen penduduknya itu menjadi pengusaha. Saat ini Singapura sudah tujuh persen, Malaysia lima persen, Thailand dan Vietnam empat persen. Sekarang Indonesia, kata Deddy, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah baru mencapai 3,01 persen.
Menurut dia, paradigma pendidikan harus diubah. Dari mencetak tenaga kerja menjadi wirausaha. “Selama ini banyak yang berpikir sekolah kuliah cepat selesai bisa terserap jadi tenaga kerja. Ada yang stigma sekolah hanya untuk menjadi pegawai,” ujarnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulkifli Terima Kunjungan Kehormatan Wakil Ketua Parlemen Rusia
Redaktur & Reporter : Boy