Dedi Mulyadi: Kalau Momentum Ini Lewat, ya tak Ada Artinya

Senin, 04 Desember 2017 – 05:13 WIB
Dedi Mulyadi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BANTUL - Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar sudah menjadi harapan publik.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu mengatakan, momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi citra partai yang kian terpuruk.

BACA JUGA: Munaslub Golkar Tetap Harus Jalan Meski Papa Novanto Menang

Hal itu ia sampaikan di sela kegiatan Pelantikan Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Dialog Kader dalam rangka penyelamatan Partai Golkar di Gandung Pardiman Center, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Minggu (3/12).

“Hari ini ada nuansa berbeda. Ketika dulu zaman Bang Akbar Tandjung, Golkar melakukan perubahan dari dalam tetapi tidak dipercaya dari luar, tekanan politiknya sangat luar biasa pada tahun 1999 dan tahun 2004. Hari ini terbalik, Golkar mendapatkan dukungan publik yang luar biasa untuk melakukan perubahan. Artinya, ini tergantung para pemimpin Golkar itu sendiri, publik sangat menunggu perubahan,” jelas Dedi.

BACA JUGA: Kubu Airlangga Hartarto di Atas Angin

Karenanya, Dedi mengingatkan agar momentum ini tidak terlewatkan. Sebab kata dia, dalam politik, jika momentum tidak digunakan dengan baik, maka tidak akan ada artinya untuk perubahan partai.

Hal ini juga berkaitan dengan kontestasi politik yang membutuhkan konsolidasi internal jelang Pilkada serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019 mendatang.

BACA JUGA: Manjakan Travelista, Purwakarta Bangun 16 Desa Wisata

“Kalau momentum ini lewat, ya tidak ada artinya,” singkatnya.

Langkah konsolidasi internal melalui mekanisme Munaslub ini lanjut Dedi, tidak perlu lagi menunggu proses hukum Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto.

Kata dia, harus dipisahkan antara proses hukum dan proses politik karena kedua proses tersebut memiliki logika penyelesaian yang berbeda.

“Jelas berbeda, Munaslub itu menjadi kebutuhan organisasi karena hari ini Partai Golkar terus mengalami penurunan elektabilitas yang tajam, maka harus ada perubahan. Jadi, proses praperadilan maupun peradilan Pak Setya Novanto tidak terkait dengan Munaslub yang diusulkan oleh DPD I,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan seluruh piranti Partai Golkar mulai dari Dewan Pembina, Dewan Pakar dan Dewan Kehormatan mendukung adanya perubahan partai menuju arah yang lebih baik.

Ketiga piranti ini, kata dia, tidak bisa dilepaskan dari partai baik secara kultur maupun kesejarahan.

“Ketiga Dewan ini penting sekali. Apalagi kalau melihat AD/ART Partai, inilah yang menjaga ruh dan nilai perjuangan Partai Golkar,” kata Akbar. (rls/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Diprediksi Terpilih Secara Aklamasi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler