jpnn.com, BOGOR - Setelah mengunjungi lahan gambut di Pontianak,Kalimantan Barat, Delegasi Kongo mengunjungi lokasi International Tropical Peatland Center (ITPC) di kantor Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, Bogor.
Sebelumnya, para delegasi yang dipimpin oleh Menteri Pariwisata dan Lingkungan Hidup, Republik Kongo, Madamme Arlette Soudan Nonault ini, berkesempatan menikmati indahnya pesona berbagai jenis tanaman di Kebun Raya Bogor (KRB).
BACA JUGA: Menteri LH Sedunia Berkumpul di Indonesia, Ini Targetnya
Selama kunjungan, para delegasi tampak sangat mengagumi potensi tanaman yang terdapat di KRB.
Menteri Arlette menyampaikan apresiasinya atas sambutan yang baik dari Menteri LHK, Siti Nurbaya, beserta jajarannya, selama kunjungannya di Indonesia.
BACA JUGA: Manggala Agni Bertahan di Sulteng Bantu Korban Gempa
"Kami sangat berterima kasih dan sangat menikmati berbagai kunjungan yang dilakukan," ujar Menteri yang sempat menyapa beberapa peneliti BLI KLHK ini.
Apresiasi juga disampaikan Menteri Arlette, atas inisiatif Indonesia yang tengah membangun ITPC. "Dengan hadirnya ITPC, menjadi peluang yang sangat baik bagi kami untuk mendapat pembelajaran (lesson learned) pengelolaan gambut di Indonesia," tambahnya.
BACA JUGA: Staf Jadi Penumpang Lion Air Jatuh, Menteri LHK Siti Berduka
Diceritakannya, negara Republik Kongo dan negara Republik Demokratik Kongo (Democratic Republic of Kongo/DRC), memiliki potensi hutan tropis terpanjamg di dunia, dengan mayoritas lahan gambut sekitar 145.500 km2 dalam kondisi yang baik, mencakup 17% wilayah daratan Kongo, dengan potensi menyerap karbon setara 3 tahun emisi gas rumah kaca dunia.
"Kami disini untuk berbagi dan bertukar pengetahuan, pengalaman, serta membangun kerjasama. Indonesia memiliki pengalaman pengendalian kebakaran di lahan gambut, dan restorasi gambut, dan kami akan belajar dari Indonesia. Indonesia memiliki banyak hal yang dapat ditunjukan, kami ingin mengambil beberapa pelajaran dan informasi terkait hal ini," jelas Menteri Arlette.
Sementara itu, Kepala BLI, Agus Justianto, yang turut mendampingi Delegasi Kongo, menyampaikan, hadirnya ITPC yang sementara ini dikelola BLI KLHK, diharapkan bisa mendukung peningkatan manfaat gambut bagi konservasi dan masyarakat.
"Dalam kajian gambut, BLI KLHK telah konservasi gambut, pengelolaan air, karbon hutan, potensi keanekaragaman hayati, pengelolaan gambut berbanis tanaman lokal, serta manfaat sosial ekonomi gambut," jelasnya.
Melalui ITPC, Agus juga sangat menantikan implementasi kerjasama lebih lanjut dengan negara-negara berkembang, dalam pertukaran ilmu pengetahuan pengelolaan gambut.
"Dengan kerjasama ini, kita akan memperkenalkan keberhasilan Indonesia dalam pengelolaan hutan secara lestari, termasuk lahan gambut," ujarnya optimis.
Dalam kesempatan yang sama, Agus juga memperlihatkan display sistem monitoring gambut yang memuat berbagai informasi terkini, yaitu tingkat kadar air gambut, titik panas (hotspot), spasial gambut, kebakaran hutan, dan iklim mikro dan makro di lahan gambut Indonesia.
Tidak lupa Agus juga memperkenalkan Xylarium BLI KLHK sebagai Xylarium nomor satu di dunia.
Masih dalam kesempatan yang sama, para delegasi Kongo juga melakukan penanaman di kantor BLI, kemudian melanjutkan kunjungan ke kantor Center for International Forestry Research (CIFOR), dan sempat berdiskusi dengan para peneliti CIFOR. Turut hadir mendampingi Menteri Arlette dalam kunjungan ini, yaitu Direktur Jenderal Kehutanan dan Pembangunan Berkelanjutan, Republik Demokratik Kongo, Jose Ilanga Lofonga, dan Dianna. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Serahkan Sertifikat Cagar Biosfer Kapuas Hulu Â
Redaktur & Reporter : Natalia