Demen Nonton Sepak Bola, Kiai Ma'ruf Kecewa soal Mafia Skor

Sabtu, 29 Desember 2018 – 16:10 WIB
CIUM TANGAN: Seorang santri mencium tangan KH Ma'ruf Amin saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Masthuriyah, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/12). Foto: TKN Jokowi - Ma'ruf

jpnn.com, PANDEGLANG - Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin menyesalkan praktik pengaturan skor pertandingan sepak bola yang kini jadi sorotan publik. Ketua umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menilai praktik mafia itu menghancurkan masa depan sepak bola nasional.

"Ini justru mengorbankan masa depan pemain kita, mengorbankan persepakbolaan Indonesia," kata Ma'ruf di sela-sela silaturahmi dan istigasah korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).

BACA JUGA: Yang Penting Makan Ikan Goreng, Bukan Elektabilitas Ma’ruf

Ulama yang menjadi pendamping Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu mengaku sangat kecewa ketika mendengar informasi tentang mafia pengatur skor laga sepak bola. Sebab, para mafia itu melakukan praktik kotor di tengah harapan besar agar Indonesia bisa berprestasi dan melahirkan pesepak bola profesional dunia.

Karena itu Kiai Ma’ruf mengharapkan terbongkarnya praktik mafia skor sepak bola menjadi momentum untuk bersih-bersih dan perbaikan. Harapannya, mental dan sportivitas di sepak bola juga terjaga.

BACA JUGA: Kecelakaan Maut, Pemain PSMP Krisna Adi Disantuni Ketua KPSN

"Supaya bola itu sportif. Yang menang ya menang, yang kalah ya kalah, berdasarkan kepada kemampuan dan strategi yang diterapkan," kata mantan rais aam syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu.

Kiai Ma’ruf menambahkan, bila pemain dan klub sepak bola Indonesia bisa berkompetisi secara jujur, maka publik akan memperoleh tontonan berkualitas. "Tetapi kalau menangnya karena pengaturan skor, itu menghancurkan, mengecewakan," tandas ujar penyuka tim-tim di Premier League itu.(tan/jpnn)

BACA JUGA: Ratu Tisha Diperiksa Sampai Larut Malam, Itu pun Tak Tuntas

BACA ARTIKEL LAINNYA... Edy Rahmayadi: Kalau Melanggar, Saya Harus Dibersihkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler