Demi Pertumbuhan Ekonomi, Menhub Budi Minta Volume Pelabuhan Meningkat

Selasa, 16 Mei 2017 – 14:52 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa cara paling mudah membandingkan kinerja antarpelabuhan adalah dengan melihat volume dari pelabuhan itu sendiri.

“Pelabuhan suatu konektivitas, komparasinya bisa terlihat dari peningkatan volume. Jika pelabuhan dikatakan baik tetapi tidak ada peningkatan volume, itu omong kosong,” kata Budi saat menghadiri Konferensi Pelabuhan Dunia yang berlangsung di Bali.

BACA JUGA: Pemerintah Fokus Kembangkan Pelabuhan Strategis

Upaya peningkatan volume tersebut harus didorong dengan meningkatkan berbagai pelayanan pelabuhan seperti peningkatan keamanan, pelayanan kepada stakeholder.

Menteri Budi juga menegaskan pentingnya meningkatkan pelayanan kepada shipping line dan produsen demi meningkatkan volume. “Ada shipping line dari Prancis datang ke Pelindo II (IPC). Ini tentu merupakan lompatan pelayanan Priok kepada masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA: Bank Mandiri Ambil Bagian di Konferensi Pelabuhan, Mau Tahu Alasannya?

Pak Budi menilai kedatangan kapal tersebut sebagai kemampuan Pelindo II meningkatkan kualitas layanan di Priok. Dia juga menerangkan perlunya pelabuhan membuat layanan alternatif agar shipping line asing semakin tertarik untuk datang. Salah satu terobosan lain yang diapresiasi oleh Menhub adalah water way yang dirancang oleh Pelindo II.

“Waterway merupakan proyek dari Pak Elvyn (Pelindo II), saya pikir ini proyek yang bagus. Membantu mengurangi permasalahan (transportasi) di jalan darat karena kemacetan. Kemenhub dan Kementerian PU akan men-support secara bersama agar proyek berjalan,” tutur Pak Budi.

BACA JUGA: Menhub: Bahaya Bila di Pelabuhan Digunakan untuk Penyelundupan Narkoba

Untuk urusan aspek legal dari proyek waterway harus diperhatikan agar legitimasi proyek bisa diandalkan sehingga investor mendapatkan return. Aspek penting dari proyek tersebut adalah peningkatan pengiriman logistik yang jauh lebih cepat daripada menggunakan jalur di darat.

“Saya ke sana kemaren cuma 30 menit, padahal kalau lewat darat bisa satu setengah hari. Bisa dibayangkan kalau biasanya satu setengah hari sekarang bisa lebih cepat. Jadi transportasi lain harus juga berkompetisi,” ucapnya.

Terbukanya jalur transportasi lewat laut akan membuka jalur ekonomi. Prinsip “trade follow the ship” tersebut diyakini Menhub sebagai salah satu upaya untuk menggairahkan perekonomian Indonesia. Peningkatan volume di pelabuhan merupakan salah satu indikator berjalannya perekonomian di suatu daerah.

“Tol laut berfungsi untuk meningkatkan arus masuk dan keluar barang terutama dari Indonesia timur. Sebelumnya kapal singgah di Saumlaki (Maluku) hanya mengirim sembako saja tetapi tidak pernah mengumpulkan barang dari sana (Saumlaki) untuk dikirim ke Jawa,” kata Budi.

Menhub juga meminta dukungan dari Pelindo I, II, III, dan IV, serta PELNI, dan ASDP untuk bekerja sama membangun ‘Rumah Kita’ dengan mengumpulkan barang dan logistik. Dia juga mencontohkan gudang logistik bisa mengumpulkan produk lokal seperti ikan dan rumput laut dari Saumlaki atau kopra dari Sulawesi.

“Tol laut dengan dukungan gudang logistik bisa meningkatkan volume perdagangan di Indonesia timur. Peningkatan volume pelabuhan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, harapannya peningkatan ekonomi bisa menjadi 5,7 persen atau 5,8 persen,” pungkas Budi. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Bakal Tindak Tegas Pelabuhan yang Beroperasi Secara Ilegal


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler