JAKARTA - Kericuhan terjadi di Kantor Partai Nasional Demokrat (NasDem) di Jalan Suroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (14/1). Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai oleh Garda Pemuda NasDem (GPN) -ormas saya Partai NasDem- tiba-tiba tidak terkendali.
Aksi yang dilakukan ratusan kader GPN ini buntut dari pemecatan Saiful Haq, Rizky Aprilia, Jaffray Bittikaka, Endika Wijaya, M. Syukron, Rusdianto dari kepengurusan. Mereka datang untuk memertanyakan tindakan pemecatan yang dilakukan oleh Ketua Umum GPN, Martin Manurung tak lama setelah pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di KPU.
Mereka kecewa karena tidak diberi kesempatan menyampaikan klarifikasi sebelum resmi dipecat. Padahal orang-orang yang dipecat ini mengaku tak mengganjal Surya Paloh menjadi Ketua Umum Partai NasDem.
Awalnya, orasi di depan Kantor NasDem sekira pukul 16.30 WIB berlangsung tertib. Namun keadaan mulai ricuh ketika seorang pria tak dikenal tiba-tiba mencabut kabel mikrofon orator dari sound system.
Massa yang tak terima dengan perlakuan itu membalas. Aksi lempar botol ke arah kantor NasDem dilakukan karena massa menduga pelaku berasal dari dalam kantor.
Namun pelemparan botol tak berlansung lama. Orator kembali memegang kendali setelah mampu menenangkan massa yang terpancing emosinya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk dari aksi demo tersebut, pasukan internal sudah disiagakan di kantor NasDem. Termasuk belasan aparat kepolisian yang berjaga-jaga.
Martin Manurung sendiri mengaku menyesalkan aksi demo ribuan kader NasDem ini. Kata dia, peristiwa ini tidak akan terjadi bila dibicarakan dengan baik.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat pleno yang membekukan kepengurusan DPW GPN Jakarta masih terbuka untuk di cabut, termasuk pemecatan beberapa pengurus.
"Ada langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menyalurkan aspirasi, tidak perlu menggunakan otot dan pengerahan masa seperti ini," pungkas Martin dalam rilisnya. (awa/jpnn)
Aksi yang dilakukan ratusan kader GPN ini buntut dari pemecatan Saiful Haq, Rizky Aprilia, Jaffray Bittikaka, Endika Wijaya, M. Syukron, Rusdianto dari kepengurusan. Mereka datang untuk memertanyakan tindakan pemecatan yang dilakukan oleh Ketua Umum GPN, Martin Manurung tak lama setelah pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di KPU.
Mereka kecewa karena tidak diberi kesempatan menyampaikan klarifikasi sebelum resmi dipecat. Padahal orang-orang yang dipecat ini mengaku tak mengganjal Surya Paloh menjadi Ketua Umum Partai NasDem.
Awalnya, orasi di depan Kantor NasDem sekira pukul 16.30 WIB berlangsung tertib. Namun keadaan mulai ricuh ketika seorang pria tak dikenal tiba-tiba mencabut kabel mikrofon orator dari sound system.
Massa yang tak terima dengan perlakuan itu membalas. Aksi lempar botol ke arah kantor NasDem dilakukan karena massa menduga pelaku berasal dari dalam kantor.
Namun pelemparan botol tak berlansung lama. Orator kembali memegang kendali setelah mampu menenangkan massa yang terpancing emosinya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk dari aksi demo tersebut, pasukan internal sudah disiagakan di kantor NasDem. Termasuk belasan aparat kepolisian yang berjaga-jaga.
Martin Manurung sendiri mengaku menyesalkan aksi demo ribuan kader NasDem ini. Kata dia, peristiwa ini tidak akan terjadi bila dibicarakan dengan baik.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat pleno yang membekukan kepengurusan DPW GPN Jakarta masih terbuka untuk di cabut, termasuk pemecatan beberapa pengurus.
"Ada langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menyalurkan aspirasi, tidak perlu menggunakan otot dan pengerahan masa seperti ini," pungkas Martin dalam rilisnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasa dapat Berkah, Nasdem Syukuran
Redaktur : Tim Redaksi