Demo Tandingan Catalunya Merdeka Mulai Muncul

Senin, 09 Oktober 2017 – 18:35 WIB
Massa anti Catalunya merdeka berdemonstrasi di Barcelona. Foto: Reuters

jpnn.com, BARCELONA - Detik-detik menjelang sidang parlemen Catalunya yang diduga berisi pendeklarasian negara Catalunya merdeka, gelombang yang menentang pemisahan diri wilayah otonomi khusus itu dari Spanyol, muncul.

Sekitar 350 ribu warga memadati jalanan Barcelona. Mereka mengibarkan bendera Spanyol dan Catalunya bersamaan dengan spanduk bertulisan ’’Bersama kita lebih kuat’’.

BACA JUGA: Spanyol jadi Negara ke-11 Lolos Piala Dunia 2018

Di antara demonstran, ada mantan pemimpin Catalunya Josep Borrell yang meminta petinggi Catalunya saat ini tidak keras kepala dan terus berusaha memisahkan diri dari Spanyol.

Ada pula Mario Vargas Llosa, penerima Nobel Sastra 2010, yang ikut turun ke jalan.

BACA JUGA: Catalunya Lumpuh Sesaat, FC Barcelona Gembok Markas

’’Kamu butuh lebih dari kudeta untuk menghancurkan sejarah yang terbangun selama 500 tahun,’’ tegas novelis kelahiran Peru, tapi memiliki kewarganegaraan Spanyol tersebut.

Sementara itu, PM Spanyol Mariano Rajoy kembali mengingatkan bahwa pihaknya tidak akan ragu mencabut status wilayah otonomi khusus Catalunya jika mereka tak menghentikan upayanya memisahkan diri.

BACA JUGA: Uni Eropa Ogah Mengakui Aspirasi Warga Catalunya

’’Kami akan menghentikan upaya kemerdekaan. Saya tegaskan, itu tidak akan pernah terjadi,’’ katanya ketika diwawancarai harian El Pais kemarin.

Dia berharap tidak perlu ada langkah drastis yang diambil. Namun, jika terpaksa, tidak ada pilihan lain.

Rencananya, Selasa (10/10) pukul 18.00 waktu setempat atau sekitar pukul 21.00 WIB, parlemen Catalunya melangsungkan sidang khusus. Salah satu isinya adalah deklarasi kemerdekaan Catalunya menyusul referendum yang dilangsungkan 1 Oktober lalu.

Meski 90 persen suara yang hadir menyatakan setuju merdeka, tetapi tingkat kehadiran hanya sekitar 50 persen. Salah satu penyebabnya adalah represi yang dilakukan militer Spanyol hingga 900 warga dilaporkan terluka akibat sikap keras mereka.

Nicola Sturgeon, menteri pertama Skotlandia yang juga pernah melontarkan wacana referendum untuk memisahkan diri dari Inggris, meminta kedua pihak agar menahan diri.

’’Keduanya harus duduk dan membicarakan langkah ke depan. Yang pasti, harus sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku,’’ tuturnya kemarin. (BBC/reuters/hep/c22/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Referendum Penuh Darah, Catalunya Makin Yakin Pisah


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler