"Kalau inteligen, mereka sudah bekerja keras," kata Ramadan, kepada wartawan, Senin (10/9), di gedung parlemen, di Jakarta.
Ramadan membantah BIN sering kecolongan kendati masalah ledakan bom dan teroris masih tetap terjadi. Namun, katanya, gerakan mereka atau kelompok yang diduga teroris itu sangat cepat. Aparat, lanjut dia, juga tidak bisa main tangkap tanpa alat bukti yang kuat.
"Pemantauan pelaku itu sudah dilakukan, dan koordinasi dari inteligen kita, pemerintah juga sudah berjalan," katanya.
Menurutnya, dalam bekerja aparat pun punya aturan. Informasi harus benar-benar dipegang kuat. Tidak bisa aparat main tangkap. "Bukan seperti itu BIN bekerja," katanya.
Terkait banyak pihak menyatakan koordinasi aparat lemah, Ramadan mengatakan, tentu hal itu akan dievaluasi. Tapi, lagi-lagi dia menjelaskan, inteligen sudah bekerja sangat keras untuk mendeteksi teroris.
Anggota Komisi I DPR, Max Sopacua, menambahkan, koordinasi antar aparat perlu dimantapkan lagi. Menurutnya, koordinasi itu merupakan hal yang penting.
"Seperti yang dikatakan pak Mahfudz (Ketua Komisi I) koordinasi mereka belum bagus. Saya yakin agar kejadian per kejadian menjadi salah satu pengalaman yang harus dilakukan evaluasi bolongnya dimana, dan harus ditutup dimana. Kalau kejadian beruntun, mana yang harus kita tutup, mana yang harus diantitsipasi awal," ujarnya di gedung parlemen, Senin (10/9).
Dia yakin, orang yang duduk di BIN, adalah orang yang punya talenta inteligen. "Tidak perlu diragukan," tegasnya.
Ramadan Pohan menambahkan Komisi I akan melihat lagi, mengevaluasi, dan apa kinerja yang harus diperkuat lagi.
"Kalau koordinasi itu harus kita cek lagi. Komunikasi antara intel kita dengan pemerintah sudah cukup baik," jelasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Kembali Garap Tamsil Linrung dan Mekeng
Redaktur : Tim Redaksi