Demokrat Dua Kaki, Pengamat: Sah-sah Saja

Sabtu, 15 September 2018 – 08:35 WIB
Pengamat Politik Manilka Research, Herzaky Mahendra Putra. Foto: Dokpri for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Komandan Kogasma Partai Demokrat yang merupakan satgas pemenangan pemilu 2019 telah menegaskan kalau Demokrat bermain dua kaki di 2019. Kaki kanan untuk pemilihan presiden (pilpres), dan kaki kiri untuk pemilu legislatif (pileg).

AHY juga menegaskan Demokrat bakal berjuang bersama-sama Prabowo dan Sandi untuk menjadikan mereka pemimpin Indonesia selanjutnya, yang amanah dan adil. Sedangkan untuk kader yang berbeda pilihan, Demokrat memiliki mekanisme sendiri yang tidak perlu dicampuri pihak lain.

BACA JUGA: Misbakhun Berbagi Jurus Antiserangan Emak-Emak Kubu Prabowo

Pengamat politik dari Manilka, Herzaky M. Putra menyampaikan kalau langkah yang ditempuh Demokrat itu sah-sah saja. Pertama, selaku partai politik, perolehan suara di pemilu legislatif sangat menentukan gerak langkah Demokrat ke depannya. Apakah tetap menjadi partai besar dan memiliki peran penting dalam menentukan jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara melalui keaktifan di parlemen, ataukah malah terjerembab menjadi partai medioker.

“Karena itu, keberhasilan di Pileg 2019 merupakan prioritas pertama mereka. Berjuang serius dalam pilpres, iya, tapi berjuang mati-matian di pileg juga wajib hukumnya,” kata Herzaky kepada JPNN, Sabtu (15/9).

BACA JUGA: PD Dukung Prabowo karena The Power of Kepepet?

Kedua, ada faktor AHY selaku pemimpin baru Demokrat, yang memberikan gairah baru kepada para kader, dan harapan AHY bakal mendapatkan amanah menduduki posisi strategis di pemerintahan ke depannya. Gerak langkah AHY ke depan dalam pemerintahan bakal tergantung pula dengan perolehan suara Demokrat di legislatif.

Menurutnya, semakin tinggi suara Demokrat, semakin besar daya tawar Demokrat dan AHY ke depannya. Baik untuk 2019 maupun 2024. Memiliki kader inti dengan kualitas seperti AHY tentunya sayang jika tidak mendapatkan tempat strategis di pemerintahan ke depannya.

BACA JUGA: Ironis! Kepala Daerah Diseret Dukung Jokowi

“Bukan hanya Demokrat yang rugi, melainkan juga bangsa ini. Bangsa ini butuh sebanyak mungkin orang-orang terbaik buat terlibat di dalam pemerintahan,” katanya.

Ketiga, keberhasilan Demokrat memperoleh suara tinggi di pileg 2019, bakal mendukung lajunya pasangan Prabowo-Sandi ke depannya juga. Jika Prabowo-Sandi terpilih, tentunya butuh dukungan parlemen yang kuat.

Menurutnya, tingginya perolehan suara Demokrat di Pileg 2019 selaku parpol anggota koalisi Prabowo-Sandi, bakal memperkuat posisi Prabowo-Sandi di parlemen. Tentu jalannya roda pembangunan ke depan jika Indonesia dipimpin Prabowo-Sandi bakal berjalan dengan lebih mulus jika koalisi parpol pendukungnya memiliki posisi kuat di parlemen.

Dengan kata lain, strategi yang ditempuh Demokrat ini sah-sah saja. Demokrat berpikir jauh ke depan, baik buat internalnya, pasangan calon Prabowo-Sandi, maupun kepentingan bangsa dan negara.

Sedangkan terkait keseriusan Demokrat dalam mendukung Prabowo-Sandi, seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Pak SBY sudah menyampaikan itu, dan AHY kembali mempertegasnya Rabu lalu. Apalagi, baik AHY maupun SBY bakal terlibat aktif secara terbuka dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi.

Memang pembahasan mengenai susunan tim pemenangan Prabowo-Sandi berjalan cukup memakan waktu karena hadirnya Demokrat. SBY selaku Ketum Demokrat dikenal sebagai sosok yang memiliki pertimbangan dan pandangan jauh ke depan.

“Sehingga dalam memutuskan suatu hal sepenting tim pemenangan ini, wajar jika perlu waktu dalam mendetailkannya,” kata Herzaky.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberitaan Kasus Bank Century Bisa Merugikan Prabowo


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler