Demokrat Diprediksi Berjaya di Pemilu Sela

Rabu, 07 November 2018 – 08:29 WIB
Ilustrasi pemilu sela Amerika Serikat. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Partai Demokrat berpeluang menambah kursinya di House of Representatives lewat pemilu sela. Belakangan, beberapa distrik yang biasanya menjadi milik Partai Republik mulai berubah haluan. Salah satunya, Distrik 7, Negara Bagian New Jersey.

Di distrik itu Leonard Lance yang sudah menjabat lima periode mendapat lawan kuat. Dia adalah Tom Malinowski, mantan pegawai Departemen Luar Negeri AS.

BACA JUGA: Caleg Demokrat Ini Siap Taklukkan Dapil Neraka Jakarta

Dalam Pemilu 2016, sebanyak 54,08 persen warga New Jersey memberikan suara untuk Trump. Tetapi, sekarang tidak lagi.

Lance pun secara terbuka mengkritisi RUU Pajak yang diusung Republik. Bahkan, dia juga menyayangkan penghapusan Obamacare (sebutan untuk asuransi kesehatan yang digagas Barack Obama).

BACA JUGA: Prabowo - Sandi Tak Menguntungkan PAN dan Demokrat

''Kandidat Demokrat diprediksi menang 77,8 persen,'' terang juru bicara lembaga polling FiveThirtyEight.

Selain New Jersey, Negara Bagian California berpeluang men­jadi milik Demokrat. Khususnya di Distrik 45. Dulu distrik tersebut menjadi basis Republik. Belakangan suara Demokrat di sana menguat.

BACA JUGA: Sebaiknya Pak Prabowo Berhati-hati Sikapi Kritik Andi Arief

Kandidat Demokrat Katie Porter berpeluang menang atas Mimi Walters, kandidat Republik. Peluang Porter mencapai 62,4 persen.

''Kemenangan Porter bisa mengguncang Washington. Itu akan menjadi sinyal penting perubahan,'' tulis FiveThirtyEight.

Seperti Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2016, isu campur tangan asing juga berembus dalam pemilu sela. Rusia kembali disebut-sebut sebagai kepanjangan tangan pemerintahan Trump untuk mengacaukan konsentrasi para pemilih AS.

Dugaan itu disampaikan secara terbuka oleh FBI, Badan Keamanan Dalam Negeri, dan Kejaksaan Agung dalam pernyataan bersama.

Karena itu, pemerintah mengimbau masyarakat waspada. Jangan mudah terprovokasi. Media sosial merespons imbauan itu dengan positif.

Kemarin Kepala Cybersecurity Policy Facebook Nathan Gleicher mengungkapkan bahwa perusahaannya telah menutup 115 akun. Perinciannya, 30 akun Facebook dan 85 akun Instragram.

Itu dilakukan karena akun-akun tersebut punya hubungan dekat dengan lembaga-lembaga asing. (sha/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Vivi Sempat Ragukan Ruangan Kerjanya Tertembus Peluru Nyasar


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler