jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat berencana menggelar Kongres pada Mei 2020 sebagaimana aturan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART).
Namun, sampai saat ini petinggi partai berlambang bintang mercy itu belum memutuskan waktu tepatnya pelaksaan kongres. Terlebih lagi, saat ini dunia global, termasuk Indonesia tengah menghadapi wabah virus corona.
BACA JUGA: Partai Demokrat Mau Kongres, HM Darmizal Beri Komentar Begini
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan bahwa sesuai rencana dan AD/ART, kongres akan digelar Mei. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menambahkan belum ada keputusan soal waktu kongres tersebut.
"Rencana Mei. Namun, apakah Mei, apakah dipercepat, ini belum kami putuskan, tetapi melihat situasi nasional sekarang dengan adanya kasus corona ini membutuhkan keprihatinan kami semua, perlu preventif semua," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (6/3).
BACA JUGA: Airlangga Hartarto Bawa Pengurus Golkar Temui Pak SBY, Inilah Hasilnya
Menurut Syarief, perlu ada informasi yang utuh kepada masyarakat soal bagaimana menyikapi Covid-19 ini. "Nah itu perlu dilakukan," tegas Syarief.
Ia menegaskan partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono itu sangat concern dengan virus corona. "Kami sangat concern tentang corona, karena ini menyangkut tentang rakyat," ujar dia.
BACA JUGA: 1 Kru Kapal Diamond Princess Diisolasi di RS Persahabatan
Selain itu, lanjut Syarief, corona sudah menjadi bahaya yang bersifat global, dan rentan sekali. "Sangat cepat sekali (penyebarannya), sehingga kami lebih memerhatikan tentang corona," kata Syarief.
Karena itu, Syarief mengatakan Demokrat belum memutuskan apakah Kongres harus diundur atau tetap pada jadwal.
Lebih jauh Syarief mempersilakan untuk menanyakan kepada DPC dan DPD Partai Demokrat, apakah ada potensi calon tunggal, atau lebih dari satu dalam Kongres nanti. "Tanya DPC se-Indonesia. Ada 520 sekian DPC, 34 DPD, kami harus tanya karena suara ada di mereka," ujarnya.
Dia pun memastikan tidak ada survei internal di Partai Demokrat terkait hal tersebut. "Kami tidak pernah bikin survei," tegasnya. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy