JAKARTA - Fungsionaris DPP Partai Demokrat akhirnya mendatangi Komisi Penyiaraan Indonesia (KPI). Mereka mengadukan dua stasiun televisi swasta, TV One dan Metro TV yang dianggap sudah tidak proporsional lagi dalam memberitakan kasus korupsi yang membelit partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY).
Wakil Sekretaris Komisi Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Ferry Juliantono mengatakan pemberitaan dua televisi swasta yang pemiliknya berafiliasi kepada partai tertentu ini sudah tidak obyektif lagi. Kata dia, berita soal dugaan korupsi yang dilakukan oleh oknum kader partai sudah diarahkan kepada penggiringan opini bahwa Partai Demokrat adalah partai koruptor.
"Tindakan korupsi yang dilakukan oleh segelintir kader partai demokrat itu seakan-akan bahwa seluruh kader demokrat melakukan korupsi. Sehingga ada opini bahwa Partai Demokrat adalah partai koruptor. Padahal, itu tidak benar dan itu sebuah proses framing," kata Ferry kepada wartawan di Gedung KPI, Jakarta Pusat, Kamis (23/2).
Pemberitaan itu kata dia, tentu sangat merugikan partainya. Apalagi menurutnya, dua pemilik televisi ini sangat kuat dengan partai politik yang menjadi kompetisi dari Demokrat. Ia juga mengindikasikan bahwa dalam pemberitaan sudah terjadi kampanye hitam bagi partainya. "Kami menyikapinya secara baik, karena kami menanggapinya di lembaga independen yaitu KPI," tegasnya.
Ferry tidak sendiri melaporkan TV One dan Metro TV di Kantor KPI, Jalan Juanda . Ia ditemani oleh beberapa fungsionaris Demokrat. Di antaranya, Tedy Wibisana (Anggota Komisi Pemenangan Pemilu DPP PD), Poltak Ike Wibowo (Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP PD, Irwansyah (Departemen Kehutanan DPP PD), Yusuf Alin Lubis (Departemen Perekonomian DPP PD), Suryawijaya (Departemen Penanggulangan Kemiskinan DPP PD), Jemmy Setiawan (Departemen Hukum dan Perundang-undangan DPP PD), Japrak Haes (Departemen Kehutanan DPP PD), Jansen Sitindaon (Departemen Hukum dan Perundang-undangan DPP PD, dan Kurniawan Adi Nugroho (Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP PD).
Menurut Ferry, pihaknya terpaksa melaporkan TV One dan Metro TV agar tetap memberitakan seobyektif mungkin dan tidak ada lagi tendensi yang mengarah kepada pembentukan opini. "Ini terpaksa kita tempuh agar media tersebut sebagai media masyarakat kembali menjadi pilar penting dalam demokrasi di Indonesia," pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Demokrat Diasingkan di Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi