jpnn.com - JAKARTA -- Peneliti SMRC Jayadi Hanan menilai Partai Demokrat terancam semakin tidak berguna secara langsung, dalam konteks menjelang pemilihan presiden.
Sebab, ia mengatakan, kalau tidak cepat menentukan arah koalisi, maka tak akan ada lagi opsi untuk PD dalam pilpres nanti.
BACA JUGA: KPK Isyaratkan Ada Pejabat Tinggi Calon Tersangka Korupsi Haji
"Kalau tidak cepat-cepat maka Demokrat bisa hanya menjadi penonton," kata Jayadi dalam diskusi bertajuk "Menimbang Konvensi dan Arah Koalisi Partai Demokrat" yang digelar Gerakan Indonesia, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/5).
Apalagi, kata dia, kalau saja kemarin deklarasi yang dilakukan PDIP, Nasdem dan PKB juga diikuti Golkar, maka sudah jelas Demokrat akan semakin kurang relevansinya dan daya tawar semakin rendah.
BACA JUGA: Hari Ini, JK Berumur 72 Tahun
"Kalau kemarin jadi PDIP dan Golkar maka pilihan Demokrat untuk membuat poros baru tidak akan ada lagi karena partai yang tersisa cuma Hanura," ujarnya.
Namun, lanjut Jayadi, karena PDIP dan Golkar belum fix berkoalisi, maka kemungkinan Demokrat masih besar. Tapi, kata dia, belum tentu juga Partai Golkar tak bergabung dengan PDIP.
BACA JUGA: KPK Cari Aktor-Aktor Lain Dalam Kasus Sutan
Ia menilai PDIP mendeklarasikan koalisi dengan Nasdem dan PKB kemarin adalah untuk mengunci Golkar. Supaya kalau nanti bergabung dengan PDIP, Golkar tak banyak permintaan yang macam-macam.
"Kalau koalisi (PDIP, Nasdem, PKB) belum dideklarasikan, maka ketika Golkar masuk maka Golkar yang punya kekuatan elektoral kedua pasti minta wakil presiden," katanya.
Nah, ia melanjutkan, kalau permintaan Golkar seperti itu maka akan menjadi masalah bagi PDIP yang selama ini sudah menggodok beberapa nama cawapres.
Di sisi lain, PDIP tak ingin terkesan bagi-bagi kursi atau melakukan power sharing dalam berkoalisi. Meskipun, Jayadi melihat secara politik hal itu tidak akan terjadi.
"Mana ada koalisi lillahi taaala. Mungkin, pada tahap awal bisa saja terjadi. Tapi, nanti ujung-ujungnya bagi-bagi juga," timpalnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Abraham Mengaku Direstui untuk Dampingi Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi