jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah politisi Partai Demokrat memberikan pernyataan mengambang terkait koalisi. Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, komunikasi politik lintas partai terus dibangun Partai Demokrat.
“Posisi netral yang disampaikan Pak SBY membuat kami lebih leluasa ke depannya. Namun keputusan bagaimana nantinya ada di tangan Pak SBY," ujar Ramadhan di Gedung DPR/MPR RI, kemarin.
Namun, Ramadhan pun masih menampik bahwa partainya sudah berpindah hati ke Jokowi. Meski Jokowi juga sudah menyatakan bahwa partainya dan PAN dimungkinkan akan mendukung pemerintahannya.
"Kalo kita lihat verbatimnya, sintaksisnya, Pak Jokowi mengatakan kemungkinan, kemungkinan lho ya, itu tidak salah. Pak Jokowi tidak salah mengungkapkan hal itu. Karena memang ya namanya kemungkinan kan bisa saja. Dan kan Partai Demokrat tidak menutup diri terhadap komunikasi politik apapun. Tidak pernah kita menutup diri," tandasnya.
Sebelumnya, saat ditanya sejumlah wartawan di kantornya di Pemprov DKI Jakarta atau Balaikota, Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan PAN dan Demokrat akan beralih untuk mendukung pemerintahannya.
"Nih, saya omong apa adanya. Kemungkinan PAN dan Partai Demokrat (bergabung dalam barisan koalisi). Itu kemungkinan," ujar Jokowi, Selasa (21/8).
Menurut mantan Walikota Solo tersebut, dua Partai tersebut saat ini tengah melakukan penjajakan yang mengarah pada koalisi dan kerjasama dalam mendukungnya, baik itu di pemerintahan maupun di parlemen. "Ya, ini masih proses, semoga segera rampung," ucapnya.
Kendati demikian, Jokowi mengaku dirinya tidak mau berandai-andai. Dia masih menunggu keputusan final dari penjajakan yang dilakukan dengan dua partai tersebut. "Ini masih dalam proses, jangan neges-negesin dulu," tandas Jokowi.
Bila dua partai tersebut merapat dalam barisan Jokowi-JK, dapat dipastikan kekuatan Jokowi-JK di pemerintahan maupun di parlemen akan bertambah, terlebih saat pemilu legislatif lalu, PAN dan Demokrat meraih suara yang cukup signifikan.
Berdasarkan rekapitulasi suara nasional dan luar negeri, koalisi pendukung Prabowo-Hatta memperoleh 62.576.444 (46,85 persen) suara. Sementara pasangan Jokowi-JK 70.997.833 (53,15 persen).
BACA JUGA: Tak Menampik Potensi Koalisi MP Kocar-kacir Pascaputusan MK
Dan jika Demokrat atau PAN bergabung ke Jokowi, maka persentase dukungan di parlemen justru akan berbalik, dimana suara koalisi Jokowi sudah lebih dari 65 persen. (dli)
BACA JUGA: Ancang-ancang Gugat Lagi, Prabowo Tak Siap Kalah
BACA JUGA: Jokowi Minta Relawan di Rumah Saja
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa dari Lima Provinsi Masuk Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi