Demokrat Merosot, Jero Wacik Sewot

Minta Investor Prancis Pergi Demi Jelaskan Kondisi Partai

Selasa, 05 Februari 2013 – 00:05 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik saat ini tengah galau melihat kondisi partainya, Partai Demokrat (PD) yang dirundung sejumlah masalah dan terus merosot dari sisi elektabilitas. Akibat dari kegalauan itu, Jero pun lebih memilih membicarakan mengenai kondisi partainya ketimbang membicarakan soal kerjasama dengan investor.

Hal ini terlihat ketika Jero mengabaikan investor dari Prancis, Eramet Nickel dan memilih menjelaskan kepada wartawan perihal kondisi terkini tentang hasil survei yang menempatkan PD terus terperosok. Padahal, agenda sesungguhnya adalah penandatangan renegosiasi kontrak karya (KK) dengan PT Weda Bay Nikel, anak usaha Eramet.

Tapi dengan alasan sudah ditunggu wartawan untuk menjelaskan perihal kondisi partai, Jero meminta bos tambang asal Prancis untuk undur diri. Ini tentu saja berbanding terbalik dengan pernyataan Jero yang selama ini menegaskan bahwa urusan negara lebih penting ketimbang urusan politik dan partai.

"Mereka (wartawan) ke sini bukan untuk ini (penandatangan renegosiasi), untuk yang lain (soal partai). Anda sudah selesai kan, silakan (pergi)," ujar Jero kepada Deputi CEO Eramet Bertrand Madelin dan Chief Financial Officer Jean Didier Dujardin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (4/2).

Sejurus kemudian, Jero langsung sibuk menjelaskan anjloknya elektabilitas PD hingga angka 8 persen sebagaimana hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). PD ada di bawah Golkar (21 persen) dan PDIP (128 persen).

Ia mengaku kecewa dengan menurunnya elektabilitas partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi jawara pada Pemilu 2009 itu.

"Jadi ada hasil riset, PD cuma delapan persen. Belum pernah angka itu terjadi. Kami agak kecewa keras, prihatin, kecewa lah," ujar Jero.

Anggota Dewan Pembina (Wanbin) PD itu menambahkan, merosotnya PD tak terlepas dari kasus korupsi yang mendera kader-kadernya. "Saya berpikir, apa iya. Lalu saya analisa. Siapa, sih, kader yang korupsi. Ada lima atau enam orang. Saya pikir tak terlalu banyak," sambungnya.

Jero menduga salah satu penyebab turunnya elektabilitas adalah dugaan keterlibatan Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum dalam kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang yang tak kunjung diputus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jero berharap KPK segera memberikan kejelasan mengenai kasus ini.

"Urusan Mas Anas diberitakan oleh pers, tapi di KPK enggak putus-putus. Kawan saya dari partai lain (PKS) sehari putus, ini setahun tidak putus-putus. Kalau ada bukti, ya iya. Kalau tidak, tidak," tandas Jero dengan nada kecewa.(flo/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Hanya SBY yang Harus Turun Gunung

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler