jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat (PD) tidak menginginkan adanya calon presiden (capres) tunggal di pemilihan presiden (Pilpres 2019). Sekretaris Jenderal (Sekjen) PD Hinca Panjaitan mengatakan, pertandingan hanya ada bila lawannya juga ada.
“Kalau main sepak bola, ya yang satu bisa menendang bola juga. Tetapi, kalau kotak kosong (calon tunggal) ya tidak bisa menendang bola,” kata Hinca di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7).
BACA JUGA: PAN Siapkan Gedung Buat Deklarasi Prabowo - Zulkifli Hasan
Dia menjelaskan, sebenarnya ada pelajaran yang harus dipetik dari kemenangan kotak kosong di pemilihan Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018 beberapa waktu lalu.
"Itu bisa menjadi pesan moral buat anak bangsa untuk hati-hati dengan kotak kosong. Mungkin orang tak percaya dengan kotak kosong menang di Makassar, tetapi faktanya menang,” jelasnya.
BACA JUGA: Sabar Tunggu Cawapres Jokowi, Cak Imin Berikhtiar Lewat JOIN
Dia mengatakan, masing-masing partai punya cara dan mekanisme dalam menentukan capres dan cawapres. Hinca menjelaskan, di internal PD semua ditentukan oleh Majelis Tinggi.
Tiga hari lalu, kata Hinca, Majelis Tinggi menggelar rapat pertama. Dua hari kemudian, mengundang seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PD se-Indonesia untuk membicarakan pilpres.
BACA JUGA: TGB Ulama Kharismatik, Pemilih di NTB Bakal Lari ke Jokowi
Hinca melanjutkan, 23 Juli nanti akan meminta semua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia mengambil posisi dan mendapatkan gambaran.
“Jadi, kira-kira seperti survei internal dari bawah baru kami akan umumkan. Sehingga kemungkinan pasangan calon yang kami diskusikan baru akan muncul saat-saat injury time,” katanya.
Anggota Komisi III DPR Fraksi PD itu mengatakan jangan khawatir, karena di pilkada DKI Jakarta saja PD bermain last minutes. “Tapi memang menegangkan hari-hari itu,” jelasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cak Imin Pastikan Namanya Masuk Nominasi Cawapres Jokowi
Redaktur & Reporter : Boy