Demonstrasi Anarkistis di Kendari, Polisi-Wartawan Luka Parah

Jumat, 21 Juni 2013 – 06:38 WIB
JAKARTA - Demonstrasi menolak kenaikan BBM di daerah kembali berujung anarkistis. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (19/6) lalu dua polisi dan seorang wartawan media cetak menjadi korban aksi demonstrasi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM. Sementara, lima mahasiswa lain juga terluka.
   
Informasi yang dihimpun, aksi demonstrasi berlangsung sejak pukul 14.00 dan baru benar-benar terurai pukul 23.30. Kericuhan bermula dari aksi mahasiswa membakar atribut partai Demokrat di jalan HEA Mokodompit, Kendari. Polisi berupaya mengakhiri pembakaran tersebut, namun terjadi gesekan yang berujung seorang mahasiswa terluka kena pukulan polisi. Alhasil, unjuk rasa pun berlanjut sampai malam.
   
Kabidhumas Polda Sulawesi Tenggara AKBP A Karim Samandi dalam siaran persnya mengungkapkan, jumlah massa yang berunjuk rasa mencapai 150 orang. "Kegiatan unjuk rasa berakhir anakis, menimbulkan korban luka dan pengrusakan baliho partai," terangnya, Kamis (20/6).
   
Aksi anarkis berawal saat sekitar pukul 23.00 massa mahasiswa membubarkan diri usai berunjuk rasa. Namun, dalam perjalanan pulang, mereka melempari pos polisi dengan batu. Akibatnya satu anggota provost polres Kendari Bripka Sucipto luka parah di bagian mata karena terkena lemparan batu.
   
Aksi tersebut memicu tindakan represif aparat yang langsung mengejar para pelaku pelemparan. Karena kondisi gelap dan di sekitar lokasi kejadian cukup banyak gang kecil, polisi sempat kesulitan. Akhirnya, terjadi kontak fisik saat polisi mampu mengejar para mahasiswa.
   
Rupanya, dalam kerumunan mahasiswa itu, terdapat satu wartawan harian Rakyat Sultra, La Ismed, 25. Dia tertangkap lebih dahulu oleh aparat yang langsung menghujaninya dengan pukulan karena dikira mahasiswa. Alhasil, Ismed pun terluka cukup parah. "Yang bersangkutan luka pada pelipis dan kepala, mendapat 10 jahitan akibat pukulan benda tumpul," lanjutnya.
   
Perlawanan mahasiswa berlanjut. Mereka tidak hanya menggunakan batu, namun juga panah. Kasubden A pelopor brimob Polda Sultra AKBP Antonis Dadang menjadi korban. Dia terluka akibat anak panah menancap di lengan kanannya. Perlawanan pun berakhir setelah lima mahasiswa sempat tertangkap dan dipukuli aparat.
   
Ismed dan Antonis dirawat di RS Bhayangkara Kendari. Antonis mendapat lima jahitan pada lukanya tersebut. Sementara, Bripka Sucipto dirujuk ke Makassar karena lukanya cukup parah. Sedangkan tiga dari lima mahasiswa yang terluka bisa menjalani rawat jalan. Sisanya menginap di RSUD Abunawas Kendari karena terluka tembak.
   
Sementara itu, Mabes Polri tidak banyak berkomentar atas insiden tersebut. hingga kini, para korban masih menjalani perawatan. "Perkembangan terakhir di sana kami belum mendapatkan informasi. Masih saya komunikasikan dengan Polda Sulawesi Tenggara," ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombespol Agus Rianto. (byu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicari PNS Dokter Spesialis Paru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler