JAKARTA - Satuan elit Detasemen Khusus 88 Mabes Polri bergerak ke Nanggroe Aceh Darussalam. Namun, kali ini , korps burung hantu itu tidak sedang mengejar teroris. Mereka membantu mengamankan suasana Aceh menjelang Pilkada bulan depan.
"Tugasnya diperbantukan untuk menciptakan suasana kondusif," ujar Kadivhumas Polri Irjen Saud Usman Nasution. Tidak dijelaskan berapa jumlah personel Densus 88 yang dikirim. "Total yang diperbantukan 780 terdiri dari berbagai satuan," jelasnya.
Posisi Densus tidak akan menjaga tempat pemungutan suara. Melainkan standby di titik-titik operasi yang akan ditentukan kemudian. "Pengamanan TPS nanti dari Polda Aceh," katanya.
Walaupun banyak terjadi penembakan di Aceh, Polri tetap optimistis pilkada bulan depan berjalan lancar. "Kalau dari pertimbangan keamanan tidak ada masalah," ujar mantan Kadensus 88 Polri ini.
Menurut Saud, untuk mengatasi keadaan di Aceh, diperlukan partisipasi semua pihak, dan bukan hanya bersandar pada kepolisian belaka. "Kita butuh partisipasi dari semua pihak, masyarakat tolong bantu kami untuk memberi informasi, termasuk aparat intelijen, sama-sama melaksanakan pemantauan, semoga bisa berjalan dengan baik," ungkapnya.
Secara terpisah, Koordinator Kontras (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan) Haris Azhar menilai kehadiran Densus 88 di Aceh justru patut dipertanyakan. "Mengapa Densus yang tugas pokoknya menangkap teroris? Ini bisa menimbulkan trauma," katanya.
Aktivis lulusan Universitas Essex, Inggris ini yakin bahwa serangkaian penembakan di Aceh sudah diskenario oleh sebuah kepentingan politik. "Ini yang selama ini tak pernah diakui pemerintah, seolah-olah Aceh aman padahal faktanya situasi sangat mengkhawatirkan," kata Haris yang baru saja pulang dari Banda Aceh ini. (rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Tolak 100 Tank Leopard
Redaktur : Tim Redaksi