WASHINGTON - Departemen Luar Negeri AS melarang perusahaan Defense Distributed mempublikasikan cetak biru senjata hasil print 3D secara online. Pasalnya, hal itu dinilai sebagai pelanggaran perdagangan senjata internasional.
Seperti diketahui, selang beberapa hari pasca kesuksesan mencetak dan menembakkan pistol yang dibuat melalui printer 3D untuk pertama kalinya di dunia, perusahaan itu mempublikasikan cetak biru senjata tersebut secara online. Tercatat hanya dalam waktu dua hari sekitar 100 ribu download dari seluruh dunia mengunduh file tersebut.
Departemen Luar Negeri AS lantas memerintahkan Defense Distributed menutup akses download, karena tuduhan adanya kemungkinan pelanggaran perdagangan. Meski demikian, file tersebut masih tersedia di The Pirate Bay dan banyak situs file-sharing lainnya.
Situs Thingiverse sendiri memutuskan mengikuti perintah tersebut dengan melarang file desain pistol 3D. Termasuk menonaktifkan hosting situs desain DEFCAD yang didedikasikan untuk file pistol 3D pasca maraknya pengunduhan dalam waktu dua hari pertama setelah dirilis.
"Pemerintah akan meninjau apakah hal itu sesuai dengan undang-undang kontrol ekspor senjata," kutip Deplu AS seperti dilansir torrentfreak (10/5).
Upaya penyensoran cetak biru senjata 3D mungkin tidak mengejutkan, karena popularitas file ini adalah contoh nyata hal menakutkan yang dihadapi Badan Sensor Informasi Amerika.
Situs berbagi file "The Pirate Bay" sendiri menyambut baik keberadaan file cetak biru 3D. Mereka menyatakan AS menerapkan standar ganda dan mengancam kebebasan berbicara. "Ini penindasan. Terasa lucu, karena AS sangat mencintai senjata dan mereka melakukan hal yang salah dalam kasus ini," ujar sumber Pirate Bay.
Ditambahkannya, untuk saat ini link pistol 3D yang diposting di Pirate Bay berasal dari sumber yang belum diverifikasi. Sehingga untuk mencetaknya mungkin bukan ide yang baik, tetapi yang pasti desain asli pistol 3D tidak akan hilang. (esy/jpnn)
Seperti diketahui, selang beberapa hari pasca kesuksesan mencetak dan menembakkan pistol yang dibuat melalui printer 3D untuk pertama kalinya di dunia, perusahaan itu mempublikasikan cetak biru senjata tersebut secara online. Tercatat hanya dalam waktu dua hari sekitar 100 ribu download dari seluruh dunia mengunduh file tersebut.
Departemen Luar Negeri AS lantas memerintahkan Defense Distributed menutup akses download, karena tuduhan adanya kemungkinan pelanggaran perdagangan. Meski demikian, file tersebut masih tersedia di The Pirate Bay dan banyak situs file-sharing lainnya.
Situs Thingiverse sendiri memutuskan mengikuti perintah tersebut dengan melarang file desain pistol 3D. Termasuk menonaktifkan hosting situs desain DEFCAD yang didedikasikan untuk file pistol 3D pasca maraknya pengunduhan dalam waktu dua hari pertama setelah dirilis.
"Pemerintah akan meninjau apakah hal itu sesuai dengan undang-undang kontrol ekspor senjata," kutip Deplu AS seperti dilansir torrentfreak (10/5).
Upaya penyensoran cetak biru senjata 3D mungkin tidak mengejutkan, karena popularitas file ini adalah contoh nyata hal menakutkan yang dihadapi Badan Sensor Informasi Amerika.
Situs berbagi file "The Pirate Bay" sendiri menyambut baik keberadaan file cetak biru 3D. Mereka menyatakan AS menerapkan standar ganda dan mengancam kebebasan berbicara. "Ini penindasan. Terasa lucu, karena AS sangat mencintai senjata dan mereka melakukan hal yang salah dalam kasus ini," ujar sumber Pirate Bay.
Ditambahkannya, untuk saat ini link pistol 3D yang diposting di Pirate Bay berasal dari sumber yang belum diverifikasi. Sehingga untuk mencetaknya mungkin bukan ide yang baik, tetapi yang pasti desain asli pistol 3D tidak akan hilang. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamat Meski Tombak Masuk Mulut
Redaktur : Tim Redaksi