jpnn.com - Karin -bukan nama sebenarnya- dikaruniai wajah cantik. Perempuan 27 tahun itu juga punya bodi aduhai.
Namun, berwajah cantik dan punya bodi aduhai tak membuat Karin bahagia. Rumah tangganya justru segera berakhir.
BACA JUGA: Tak Lagi Pakai Tank Top & Hot Pants, Ibu Muda Sembunyikan Noda-Noda Hitam
Penyebab Karin segera bercerai adalah tuduhan mertuanya sendiri. Karin dituding menggunakan guna-guna untuk memikat Donwori -bukan nama sebenarnya- yang kini menjadi suaminya.
Wajah Karin memang memikat. Hidungnya mancung, sedangkan bibirnya tipis dengan senyum yang menawan.
BACA JUGA: Suara Histeris Istri pada Malam Pertama Gegara Suami Tak Perjaka
Bodi Karin juga bak peragawati. Sayangnya, itu semua bukanlah jaminan hidup bahagia.
"Kalau saya terus-teruskan, diinjak-injak terus sama mertua," tutur Karin di Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Surabaya, pertengahan pekan lalu.
Penyebab perceraian Karin memang ketidaksukaan mertuanya. Kedua orang tua Donwori memperlihatkan ketidaksukaan sejak Karin menjadi menantu mereka.
Pas resepsi pernikahan Karin pun ayah dan ibu Donwori tak hadir. “Malah yang mewakili budene," ujar Karin menguak cerita lama.
Setelah pernikahan dan Karin tinggal di rumah Donwori, ketidaksukaan mertuanya menjadi-jadi. Mertua Karin secara terang-terangan menunjukkan kebencian kepada menantunya.
Karin pun mengaku bingung menyikapi mertuanya. Sebagai istri, dia merasa sudah melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya demi Donwori.
Selain itu, Karin juga melaksanakan berbagai pekerjaan rumah. Anehnya, sang mertua justru mengadu ke Donwori dengan menyebut Karin tak peka dengan urusan rumah tangga.
Kalau sudah seperti ini, biasanya Karin langsung dimarahi oleh Donwori. Karin juga tak punya kesempatan membela karena Donowowi sangat percaya pada kedua orang tuanya.
Orang tua Donwori juga keram menyindir Karin, terutama soal profesinya sebagai sales produk kecantikan. Sampai-sampai pernah ada ucapan bahwa Karin berdosa karena sudah bersuami tetapi masih memamerkan kecantikannya untuk orang lain demi menghasilkan uang.
Karin pun hanya bisa diam. Dia tak mau menanggapi ketimbang menimbulkan keributan.
Menurut Karin, dirinya tak bisa mengandalkan catu dari Donwori. Ia menyadari bahwa profesi Donwori sebagai buruh pabrik tak cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
“Kalau saya jawab beliau (mertua, red) sakit hati. Sama anak lek mbanggak-banggakne pol," tuturnya.
Orang tua Donwori juga membanding-bandingkan Karin dengan menantu tetangga. Mertua Karin terus-menerus nyinyir.
Namun, Karin tak kuat lagi ketika mertuanya sudah mengumbar fitnah. Sang mertua menuduh Karin menggunakan guna-guna untuk memikat Donwori.
Karin mengakui bahwa dirinya saat masih lajang memang nakal. Karin kerap gonta-ganti pacar.
Namun senakal-nakalnya Karin, dia tidak pernah yang meminta bantuan dukun untuk menggaet pria. Lagian, Donwori di mata Karin sebenarnya juga bukan pria istimewa.
Pekerjaan dan latar belakang Donwori juga biasa-biasa saja, tak beda dengan Karin. "Kalau guna-guna, gak sekalian anake sing punya pabrik ta (apa tak sekalian anaknya yang punya pabrik saja, red)?” kata Karin berdalih.
Karin pun pilih mundur pelan-pelan. Dia mengontrak rumah agar tak seatap dengan mertua.
Namun, kondisi tak kunjung membaik. Karin tetap disalahkan. Akhirnya, Karin memutuskan kembali ke orang tuanya dan menggugat cerai.
Karin menganggap berumah tangga dengan mertua seperti itu tak baik bagi kejiwaannya. Menjanda pun jadi solusinya.(sb/is/jay/Radar Surabaya)
Redaktur & Reporter : Antoni