Desa Wisata Motor Perekonomian Daerah

Kamis, 16 Februari 2017 – 15:36 WIB
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Anggota Komisi X DPR RI Malinda Irwantia menyebut desa wisata adalah motor perekonomian masyarakat di daerah.

Mengembangkan desa wisata dengan model homestay-nya adalah cara cepat, mudah dan efektif untuk membangkitkan ekonomi lokal.

BACA JUGA: Jangan Lewatkan Tradisi Pasola dari Pulau Sumba

“Karena itu, harus lebih banyak desa-desa wisata di banyak destinasi di tanah air,” ungkap Malinda dalam Seminar Pengembangan Pariwisata dalam Rangka Menggerakkan Perekonomian Daerah di Hotel Horison, Pekalongan pada 11 Februari.

Kegiatan ini merupakan kerja bareng antara Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan.

BACA JUGA: Lestarikan Budaya, Pembangunan Desa Adat Jadi Prioritas

“Saya yakin mengembangkan destinasi desa wisata itu mampu menstimulus atau menjadi motor pengungkit perekonomian desa,” kata Malinda.

"Komitmen Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia dari pinggiran harus didukung total. Pemerintah desa atau kepala desa harus inovatif dalam menggunakan desa, agar tujuan dari penyaluran dana desa bisa tercapai. Berbagai strategi bisa ditempuh, salah satunya dengan mengembangkan wisata perdesaan,” jelasnya.

BACA JUGA: Festival Bau Nyale Segera Digelar di Lombok

Langkah tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah pusat yang sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy Indonesia ke depan. Hanya sector inilah yang bisa men-drive ekonomi masyarakat dengan sharing economy atau yang lebih dikenal sebagai ekonomi gotong royong.

“Ini penting, agar perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bertumpu pada ekspor komoditas. Pariwisata termasuk kategori ekspor yang devisanya diambil langsung oleh masyarakat," sebut anggota DPR yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda Olahraga, Perpustakaan itu.

Melinda menambahkan, melalui wisata pedesaan, desa bisa mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki.  Karena wisata perdesaan merupakan aktivitas yang dilakukan di suatu desa untuk menarik wisatawan berkunjung ke desa tersebut. Trend go nature, dengan desa sebagai destinasi utama sudah mendunia saat ini. Wisatawan diajak mengenal kehidupan perdesaan melalui aneka aktivitas unik masyarakat desa.

Seperti memetik teh di kebun teh Pagilaran di Desa Keteleng, Kec Blado, Kab Batang dan sentra desa wisata kebun nanas di pemalang dan selfie di Taman Bunga Krisan Wonobodro, Batang.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Esthy Reko Astuti langsung mengapreasi rencana langkah strategis untuk mengembangkan pariwisata di Pekalongan, Batang dan Pemalang ini.

"Adanya tempat-tempat wisata seperti desa wisata ini  dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pengeluaran atau pembelanjaan para pengunjung akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi masyarakat setempat. Masyarakat setempat banyak memanfaatkan tempat-tempat wisata sebagai ladang untuk mencari nafkah," tutur Esthy.

Kata Esthy, perlunya kerja sama sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat dalam mengembangkan sektor pariwisata di Pekalongan, Batang dan Pemalang.

"Segera akan kami tindak lanjuti dengan langkah awal dalam waktu dekat akan mengundang blogger dan media dan mulai mempromosikan desa wisata melalui medsos. Kerja sama sinergis ini memang diperlukan agar dapat terwujud manajemen kepariwisataan yang baik sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap daya tarik wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan asli daerah, pendapatan masyarakat, dan berkontribusi pula terhadap peningkatan devisa negara,” lanjutnya.

Dalam Seminar pengembangan Pariwisata yang diikuti sekitar 100 peserta ini, selain Malinda, tiga pembicara lain adalah Ibu Balgis Diab (Ketua DPRD Kab/Kota Pekalongan), Kustantinah (praktisi Pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang) dan Tjuk Kushindarto (Kadis Pariwisata Kota Pekalongan).

Kota Pekalongan dua hari terakhir memang sangat meriah. walau udara terasa sangat dingin dengan turunnya hujan yang terus mengguyur, tidak menurunkan minat ribuan warga dari berbagai kelurahan di Kota Pekalongan untuk menyaksikan Kirab Budaya Gia Ang 2568. Kemeriahan bertambah karena di saat bersamaan ada acara yang digelar Kemenpar tersebut.

Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya memang sedang focus di tiga hal. Pertama air connectivity atau konektivitas udara, agar lebih banyak wisman yang bisa masuk melalui jembatan udara.

Kedua, memperbanyak homestay desa wisata itu, sebagai bukti banyak geliat pariwisata juga bisa dirasakan impact-nya ke masyarakat level bawah. Ketiga go digital, dengan membangun digital market place yang bisa dijadikan selling platform secara online oleh pelaku bisnis Pariwisata.

“Termasuk desa wisata dan homestay, mereka difasilitasi untuk punya akses bertemu dengan global market,” kata Arief. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Geber Pesona Lombok, 5 Negara Dapat Insentif


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler