Destinasi Superprioritas Tebar Pesona di ITB Asia 2019

Kamis, 17 Oktober 2019 – 12:08 WIB
Pameran Wonderful Indonesia. Foto: Kemenpar

jpnn.com, JAKARTA - Wonderful Indonesia langsung tancap gas menebarkan pesonanya di ITB Asia, 16-18 Oktober 2019. Lima destinasi prioritas langsung diangkat ke permukaan. Dari mulai Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Flores, Mandalika di Lombok, hingga Likupang di Sulawesi Utara menjadi topik utama yang diangkat di ITB Asia News.

Temanya menarik. Masih sangat oke. Maklum, isunya masih hangat. Belum jauh dari tindaklanjut Kunker Presiden Jokowi di Borobudur, Danau Toba, Mandalika maupun Labuan Bajo.

BACA JUGA: Kemenpar Diminta Tak Paksakan Konsep Wisata Halal di Labuan Bajo

Yang mengulas juga sangat kompeten. Topiknya langsung dipaparkan detil oleh Rizki Handayani, Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata.

Poin yang diulas di ITB Asia News pun sangat relevan. Pertama, seluruh infrastruktur dasar dan utilitas dasar akan tuntas di tahun 2020. Diantaranya, Jalan, Air, Listrik, Internet (Telekomunikasi) di semua destinasi itu.

BACA JUGA: Kemenpar Branding Dua Sport Tourism Besar Indonesia

"Sekarang kami sedang membangun Bandara Yogyakarta International Airport dan meng-upgrade Bandara Komodo. Kami juga sedang merencanakan pembangunan luxury yacht marina di Likupang. Juga Sirkuit MotoGP di Mandalika. Semua running," tutur Rizki Handayani, Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rabu (16/10).

Poin keduanya juga cukup oke. Topiknya mengejar quick win. Secara parallel selama proses merampungkan infrastruktur dan utilitas dasar itu, juga memulai membangun kawasan yang sudah clear and clean di zona otoritatif. Karena itu, di setiap destinasi itu critical success factor, yang ketika disentuh impact-nya akan sangat besar.

BACA JUGA: Menpar Arief Yahya Optimistis Sirkuit MotoGP Mandalika Siap Digunakan 2021

Ketiga, strategi promosi yang juga sudah sudah dimulai. "Di sinilah saya menyampaikan pokok-pokok pikiran yang mendown load frame work yang biasa dipreseentasikan Pak Menpar Arief Yahya, terkait dengan marketing. Basisnya Digital Tourism 4.0," tambahnya.

Kebetulan, Indonesia punya menteri yang ahli marketing. Dewanya digital, jagoan branding dan memiliki rumus atau frame yang berlaku umum. Rumusnya bervariasi. Di antaranya ada DOT, BAS, POSE, dan POP.

DOT, singkatan dari Destinasi, Originasi, Timeline. Dalam manajemen, produk pariwisata itu adalah destinasi (D). Yang dijual, dipromosikan, dipasarkan, adalah destinasi. Strategi ini langsung di gas di ITB Asia 2019 Singapore.

"Strateginya sudah bagus. Jangan lupa portofolio produk Pariwisata itu ada Culture, Nature dan Manmade. Alasan traveler berwisata ke Indonesia itu, 60% culture, 35% nature dan 5% manmade," timpal Dessy Ruhati, Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar.

Wanita berkerudung itu terlihat sangat optimistis. Apalagi, saat di ITB Asia 2018, costomer pariwisata disambungkan dengan promosi yang tepat waktu atau punya Timeline (T) yang pas. Menentukan kapan waktu promosi, menggunakan digital, big data, data customer, hingga kapan mereka mulai memikirkan wisata, dari Searching (Looking), Booking, Payment.

"DOT ini, berada di level basic. Dilanjutkan dengan BAS, Branding, Advertising, Selling. Apakah produk kita sudah punya positioning? Sudah punya deferentiating? Misalnya Borobudur, brandingnya adalah “World Heritage Masterpiece” atau dalam bahasa Indonesianya, Mahakarya Budaya Dunia. Maka, message itu harus terasa di setiap materi promosi yang kami tebar di ITB Asia 2019," tambahnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, promosi lima destinasi super prioritas akan terus dilakukan di berbagai event. Apalagi, pemerintah Indonesia sudah membahasnya secara mendalam pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III, di Swisshotel Jakarta, tangal 10-11 September lalu.

“Strategi ini sejatinya bukan hanya buat Destinasi Super Prioritas saja. Semua destinasi bisa menggunakan framework ini. Tinggal diimplementasikan dengan baik di lapangan, karena menyangkut destinasi atau produk, originasi atau customers atau pasar, timeline atau waktu," terang Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.(adv/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler