Detektif Cinta Singapura: Pengungkap Kedok Si Hidung Belang

Senin, 05 Februari 2018 – 11:19 WIB
David Kang, salah satu detektif swasta yang sering menangani kasus-kasus asmara dan keluarga di Singapura. Foto: Strait Times

jpnn.com - Bagi warga Singapura, yang terlalu gila kerja, mengawasi gerak-gerik pasangan sangat sulit dilakukan. Karena itulah lahir profesi mata-mata asmara atau detektif cinta yang bertugas memastikan apakah pasangan klien seorang hidung belang atau bukan.

Hannah (bukan nama sebenarnya) gelisah. Beberapa bulan terakhir, tunangannya jarang apel. Jangankan berkunjung ke rumah, makan malam berdua pun tidak sempat. Alasannya sibuk. Lembur. Banyak pekerjaan.

BACA JUGA: Pasien Rabies di Solsel Terpaksa Dirujuk ke Singapura

Namun, perempuan muda itu tidak bodoh. Dia mencium ketidakberesan. Dia curiga pujaan hatinya yang berusia 30 tahun tersebut mendua alias selingkuh.

Hannah akhirnya mengontak James Loh, detektif swasta yang punya reputasi sangat bagus di Singapura.

BACA JUGA: SPG Ini Sudah Dihamili, Ternyata Ogah Diperistri

’’Saya butuh bantuan Anda,’’ kata Loh, menirukan ucapan Hannah, kepada The Sunday Times, Minggu (4/2).

Dalam hitungan bulan, Hannah mendapatkan jawaban. Tunangannya tidak setia. Dia gemar main perempuan. Bahkan, ada yang berasal dari kalangan artis.

BACA JUGA: Pamit Lembur, Ternyata Berduaan dengan SPG

Air mata Hannah tak terbendung. Sambil memandangi foto-foto dan rekaman video dari Loh yang seluruh setting-nya di salah satu hotel, dia menangis. Hannah memutuskan untuk mengakhiri pertunangannya.

’’Mayoritas klien saya adalah kaum muda yang tidak mau salah pilih pasangan. Mereka tak mau menyesal setelah menikah,’’ ungkap Loh.

Selama 16 tahun menggeluti dunia spionase, Loh menyebutkan bahwa tren kasus yang ditanganinya berubah dalam lima tahun terakhir. Belakangan, detektif yang juga menjabat managing director International Investigators itu lebih banyak menangani kasus asmara.

Jumlah klien yang mempekerjakan Loh untuk menyelidiki riwayat percintaan sang kekasih atau tunangan naik 50 persen dalam setahun terakhir. Sementara itu, jumlah klien yang ingin pasangannya dimata-matai naik sekitar 30 persen.

’’Dalam satu tahun, rata-rata menangani 300 kasus yang berhubungan dengan pernikahan dan keluarga. Sebanyak 40 kasus di antaranya berkaitan dengan pasangan yang belum menikah,’’ terang Loh.

Banyak detektif kasus asmara seperti Loh di Singapura. Misalnya, David Kang. Pendiri SG Investigators tersebut sudah 15 tahun berkecimpung di dunia spionase. Kang mengatakan, menangani kasus percintaan gampang-gampang susah. Namun, bayarannya besar.

Loh dan Kang biasanya mendapat bayaran USD 800 hingga USD 1.000 (sekitar Rp 10,7–13,4 juta) per kasus. Namun, tarif itu bisa berubah jika target yang diintai melakukan perjalanan ke luar negeri.

Demi profesionalisme, Loh dan Kang mengikuti target ke mancanegara. Klien biasanya setuju untuk membiayai. ’’Selama ini, kecurigaan klien-klien saya hampir selalu benar,’’ ucap Loh.

Menurut Kang, menjadi mata-mata cukup berisiko. Selain harus pandai merekam bukti, detektif dituntut cekatan. ’’Pelipis saya retak tahun lalu. Saya jatuh saat mengejar target,’’ ujarnya, lantas tersenyum kecut.

Pelaporan akhir kepada klien kerap menjadi momen yang tidak disukai Loh dan Kang. ’’Klien biasanya emosional saat menerima bukti yang diberikan. Ada yang menangis, ada pula yang marah. Tapi, bagaimana lagi, itu fakta yang harus mereka terima,’’ tutur Loh.

Dia selalu berharap, dengan bukti yang dikumpulkannya, urusan klien dengan target bisa terselesaikan secara baik-baik. Sepahit apa pun itu. (hep/c18/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajak 3 Anak Bunuh Diri, Sang Ibu jadi Tersangka


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler