jpnn.com - JAKARTA - Insiden TKA China bentrok dengan pekerja lokal di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (14/1), memakan korban jiwa.
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto mengatakan insiden bentrok itu mengakibatkan dua orang tewas.
BACA JUGA: TKA China dan Pekerja Lokal Bentrok di Morowali, ART Bereaksi Keras
"Meninggal dunia dua orang. Satu TKA (tenaga kerja asing) dan satu TKI (tenaga kerja Indonesia)," kata Didik saat dikonfirmasi, Senin (16/1).
Kombes Didik mengatakan saat ini kondisi telah kondusif.
BACA JUGA: TKA China Bentrok dengan Pekerja Lokal di Morowali Utara, Bupati Singgung Provokator
Kendati demikian, personel kepolisian tetap bersiaga di area masuk perusahaan.
"Alhamdulillah sudah kondusif, personel tetap siaga di sekitar perusahaan," kata Didik.
BACA JUGA: Heboh Kereta Cepat Pakai TKA China, Menaker Diminta Beri Penjelasan
Detik-detik Bentrok TKA China dengan Tenaga Kerja Lokal
Insiden itu bermula dari aksi anarkistis oleh sekitar 500 pekerja yang mencoba memasuki pos 4 pabrik smelter milik PT GNI untuk melakukan aksi mogok kerja.
Mogok kerja itu buntut tujuh dari delapan tuntutan mereka belum disetujui oleh pihak perusahaan.
Kombes Didik mengatakan pihak sekuriti perusahaan juga melakukan penghalangan jalan masuk pos 4.
Namun, langkah itu berujung pada perlawanan dengan melempari dan merusak kantor sekuriti.
Selanjutnya, massa menerobos masuk di pos 4, lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah.
Kombes Didik mengatakan saat personel kepolisian bersama TNI tiba di lokasi berusaha memukul mundur para pekerja.
Akan tetapi, kata Didik, langkah aparat itu tak diterima, sehingga terjadi adu mulut yang berujung pada pelemparan ke pihak keamanan.
Didik mengatakan ada karyawan dari divisi dump truck yang tidak mengikuti pengawalan dan melintas di area Smelter 1.
Para massa pun langsung menyerang pekerja yang tidak ikut aksi mogok itu.
"Bentrok mengakibatkan ada tiga orang pekerja dari divisi dump truck yang mengalami luka di bagian badan dan tiga unit kendaraan roda dua dirusak," kata Didik.
Saat yang bersamaan, lanjut Didik, terjadi aksi saling kejar dan lempar yang mengakibatkan korban tewas dari pihak pekerja.
Didik mengatakan bentrok antarkaryawan itu bisa dikendalikan pihak kepolisian.
Petugas juga mengimbau massa agar membubarkan diri.
Namun, aksi pembakaran mes karyawan yang dilakukan sekitar 500 massa pekerja kembali terjadi dan merusak lima unit kendaraan milik PT GNI.
Aksi pekerja itu pun dikendalikan setelah petugas kepolisian dengan menggunakan kendaraan taktis dan menembakkan gas air mata. (cr3/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama