PERANG kota ala Hollywood, tersaji di Kota Boston sejak Jumat (19/4) hingga Sabtu (20/4) dini hari. Kedua pelaku bom boston, yang sudah terkepung polisi, melakukan perlawanan dengan bersenjata lengkap dan bahan peledak.
Dilansir dari The SUN, awalnya petugas mengharapkan bisa menangkap kedua pelaku hidup-hidup. Bermula dari laporan terjadinya penembakan di kampus Massachusetts Institute of Technology, yang terletak 6 Km dari lokasi kejadian bom Boston Marathon. Kedua pelaku yang sempat merampok toko 7-eleven, akhirnya menembak mati seorang polisi.
Sadar bahwa kedua pelaku berbahaya dan bersenjata, polisi mulai mengepung kawasan pinggiran Boston, Watertown. Kedua pelaku sempat terkepung, namun aparat kepolisian tidak mau gegabah, karena mereka sempat memperlihatkan tas ransel yang disebut berisikan bom.
Kebrutalan kedua pelaku, berlanjut dengan membajak sebuah mobil Mercedes SUV. Mereka menyandera pengemudi yang ketakutan. Si pengemudi dipaksa mengisi bensin hingga penuh, kemudian dibuang oleh pelaku dalam kondisi luka-luka.
Drama selanjutnya tersajikan, antara mobil polisi dan mobil yang membawa kedua pelaku saling kejar mengejar. Layaknya adegan film Hollywood, kedua pelaku menolak menyerah meski mereka telah dikepung dari berbagai arah. Bukannya berusaha untuk berhenti, kedua pelaku justru terus menembaki petugas yang mengejar bahkan sempat melemparkan bahan peledak.
Salah seorang warga Boston, Andrew Kitzenburg, sempat menyaksikan pengejaran bersenjata itu yang digambarkannya sebagai adegan menakutkan. Kedua pelaku melempar beberapa bahan peledak, untuk menjaga jarak dengan mobil polisi yang mengejarnya. Sementara polisi terus menembaki mobil SUV tersebut.
Tembakan beruntun aparat kepolisian, berhasil membuat kendaraan kedua pelaku berguling ke sisi jalan. Sebelum akhirnya menabrak dua mobil dan berhenti di pintu masuk sebuah rumah. Kedua pelaku ternyata masih belum menyerah juga dan kembali melemparkan bom ke arah brigade polisi.
"Mereka melempar bom ke polisi, di tengah-tengah banyak tembakan. Kemudian berlari sekitar 20 meter. Karena terdesak, salah seorang pelaku berlari menuju petugas yang sedang berkumpul dan akhirnya ditembak," kata Kitzenburg.
Pria yang menembak sambil mendekati polisi diketahui bernama Tamerlan Tsarnaev (26). Ia akhirnya tewas seketika. Sementara adiknya, Dzhokhar Tsarnaev (19) kembali melarikan diri dengan menggunakan mobil.
"Yang satu lagi melompat ke SUV dan menembus brigade polisi sambil menembak dan meninggalkan tas ransel di jalan. Kaca mobilnya pecah ditembak polisi tapi dia terus melaju," kata Kitzenburg.
Saat berhasil menembus brigade polisi, Dzhokhar Tsarnaev (19) melukai seorang petugas kepolisian Richard Donahue, (33). Korban dilarikan ke rumah sakit, sementara sebagian lainnya terpaksa tertahan. Aparat kepolisian harus membawa sebuah robot untuk mengamankan tas ransel yang diketahui berisikan bom. Tas ini sengaja dijatuhkan pelaku untuk menghambat pengejaran.
Polisi mengkhawatirkan, tas yang berisikan bom itu bisa dipicu dari jarak jauh. Pengejaran terhadap pelaku, akhirnya tertunda sementara guna mengamankan bom ransel. Namun demikian semua pintu keluar masuk kota, sudah terkepung. Beberapa jam kemudian, Dzhokhar Tsarnaev (19) berhasil ditangkap hidup-hidup di saat bersembunyi dengan penuh luka.(afz/jpnn)
Dilansir dari The SUN, awalnya petugas mengharapkan bisa menangkap kedua pelaku hidup-hidup. Bermula dari laporan terjadinya penembakan di kampus Massachusetts Institute of Technology, yang terletak 6 Km dari lokasi kejadian bom Boston Marathon. Kedua pelaku yang sempat merampok toko 7-eleven, akhirnya menembak mati seorang polisi.
Sadar bahwa kedua pelaku berbahaya dan bersenjata, polisi mulai mengepung kawasan pinggiran Boston, Watertown. Kedua pelaku sempat terkepung, namun aparat kepolisian tidak mau gegabah, karena mereka sempat memperlihatkan tas ransel yang disebut berisikan bom.
Kebrutalan kedua pelaku, berlanjut dengan membajak sebuah mobil Mercedes SUV. Mereka menyandera pengemudi yang ketakutan. Si pengemudi dipaksa mengisi bensin hingga penuh, kemudian dibuang oleh pelaku dalam kondisi luka-luka.
Drama selanjutnya tersajikan, antara mobil polisi dan mobil yang membawa kedua pelaku saling kejar mengejar. Layaknya adegan film Hollywood, kedua pelaku menolak menyerah meski mereka telah dikepung dari berbagai arah. Bukannya berusaha untuk berhenti, kedua pelaku justru terus menembaki petugas yang mengejar bahkan sempat melemparkan bahan peledak.
Salah seorang warga Boston, Andrew Kitzenburg, sempat menyaksikan pengejaran bersenjata itu yang digambarkannya sebagai adegan menakutkan. Kedua pelaku melempar beberapa bahan peledak, untuk menjaga jarak dengan mobil polisi yang mengejarnya. Sementara polisi terus menembaki mobil SUV tersebut.
Tembakan beruntun aparat kepolisian, berhasil membuat kendaraan kedua pelaku berguling ke sisi jalan. Sebelum akhirnya menabrak dua mobil dan berhenti di pintu masuk sebuah rumah. Kedua pelaku ternyata masih belum menyerah juga dan kembali melemparkan bom ke arah brigade polisi.
"Mereka melempar bom ke polisi, di tengah-tengah banyak tembakan. Kemudian berlari sekitar 20 meter. Karena terdesak, salah seorang pelaku berlari menuju petugas yang sedang berkumpul dan akhirnya ditembak," kata Kitzenburg.
Pria yang menembak sambil mendekati polisi diketahui bernama Tamerlan Tsarnaev (26). Ia akhirnya tewas seketika. Sementara adiknya, Dzhokhar Tsarnaev (19) kembali melarikan diri dengan menggunakan mobil.
"Yang satu lagi melompat ke SUV dan menembus brigade polisi sambil menembak dan meninggalkan tas ransel di jalan. Kaca mobilnya pecah ditembak polisi tapi dia terus melaju," kata Kitzenburg.
Saat berhasil menembus brigade polisi, Dzhokhar Tsarnaev (19) melukai seorang petugas kepolisian Richard Donahue, (33). Korban dilarikan ke rumah sakit, sementara sebagian lainnya terpaksa tertahan. Aparat kepolisian harus membawa sebuah robot untuk mengamankan tas ransel yang diketahui berisikan bom. Tas ini sengaja dijatuhkan pelaku untuk menghambat pengejaran.
Polisi mengkhawatirkan, tas yang berisikan bom itu bisa dipicu dari jarak jauh. Pengejaran terhadap pelaku, akhirnya tertunda sementara guna mengamankan bom ransel. Namun demikian semua pintu keluar masuk kota, sudah terkepung. Beberapa jam kemudian, Dzhokhar Tsarnaev (19) berhasil ditangkap hidup-hidup di saat bersembunyi dengan penuh luka.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembunyi di Perahu, Pelaku Kedua Bom Boston Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi