jpnn.com, SURABAYA - Para netizen memuji aksi heroic Mayor Laut (P) Tunggul Waluyo saat melumpuhkan dua pelaku curanmor yang beraksi di rumahnya di Jalan Simorejo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya.
Warga juga mempertanyakan kemampuan menembak perwira asal Temanggung, Jawa Tengah ini. Nah, ternyata Mayor tunggul merupakan salah satu perwira jawara dalam kompetisi menembak.
BACA JUGA: Gagalkan Pencurian, Anggota Kopaska TNI AL Terima Penghargaan
Saat ditemui di sela-sela pemberian penghargaan di Polrestabes Surabaya pada Kamis (6/7), Mayor Tunggul akhirnya berkenan untuk bercerita tentang kronologis penembakan dua pelaku dan kemampuan menembaknya itu.
Menurutnya, dia mengetahui jika rumahnya disatroni maling setelah ia dibangunkan oleh istrinya, Marningsih.
BACA JUGA: Aziz Sabrang Pernah Terlibat Baku Tembak di Jembatan Suramadu
Istrinya mengaku mendengar suara seperti pagarnya dibuka. Terlebih, dua anaknya saat itu sedang terlelap dan jarak kamar anaknya dengan pagar itu cuma sekitar dua meter.
"Setelah itu, saya memutuskan untuk mengecek siapa yang masuk ke rumah. Saya mengintip dari balkon lantai dua. Dan ternyata saya mendapati ada salah seorang yang masuk ke dalam rumah, sedangkan dua pelaku lain menunggu di luar," ungkap Mayor Tunggul.
BACA JUGA: Wow! Nyuri Motor Anggota TNI, Maling dan Pemilik Baku Tembak
Setelah melihat maling tersebut dia lantas mengambil senjatanya, dimasukkan tujuh peluru pada pistol jenis FN miliknya itu.
Namun sebelum keluar, Mayor Tunggul sempat berpesan kepada istrinya agar menjaga anak-anaknya. Setelah itu, dia keluar dan mendapati maling tersebut sudah memegang motor korban.
"Sebelum saya menembak, saya terlebih dahulu mengajak bicara maling itu, namun niat para pelaku sudah tidak baik dan malah mengeluarkan senjata dan mngarahkan senjata itu kepada saya. Saat itu pelaku mengancam. Tidak hanya itu, saya juga sempat memberikan tembakan peringatan, namun tidak dihiraukan, akhirnya saya memberikan tindakan tegas, hanya saja senjata tidak saya arahkan ke kepala karena hanya untuk menghambat pelaku saja," terangnya.
Dia menjelaskan bahwa kemampuan menembaknya diperoleh setelah dia masuk bintara pada tahun 1991.
Empat tahun kemudian dia bergabung dengan Kopaska. Keahlian menembaknya sudah diasah saat dia masuk ke dalam salah satu pasukan elite tersebut.
Kemudian pada tahun tahun 2001, TW menjadi perwira AL dan kini menjabat sebagai perwira staf operasi Sekolah Komando Pasukan Katak Pusat Pendidikan Khusus kodiklatal.
"Di satuan ini saya mengasah kemampuan saya menembak, sebab memang diharuskan. Saya mengasah skill menembak dengan keterbatasan pandangan pada malam hari, sehingga sudah terbiasa. Termasuk saat menghadapi tiga pelaku curanmor itu," terang bapak tiga anak ini.
Selain itu, Kemampuan menembak Mayor Tunggul memang cukup mumpuni. Hal itu terbukti setelah ia memenangkan berbagai kejuaraan menembak. Diantaranya pada tahun 2015 ia menjuari kompetisi tembak beregu yang diselenggarakan di kodiklatal.
Kemudian pada tahun 2014, dia juga menyabet juara dua kompetisi menembak tunggal pada pada saat HUT Pusdiksus Kopaska.
"Meski demikian, saya tidak setiap hari mengasah kemampuan saya menembak, saya hanya latihan pada triwulan sekali," terangnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh Mayor tunggul merupakan hal yang luar biasa dan harus diapresiasi.
Sebab jika tidak dilakukan tindakan tegas, komplotan yang menjadi DPO tim anti bandit ini sangat membahayakan.
"Apa yang dilakukan Mayor tunggul ini adalah sebuah tindakan yang berani. Selama ini kami tidak bisa bekerja sendiri. Butuh kerja sama berbagai elemen untuk memerangi kejahatan. Termasuk TNI dan masyarakat umum," ungkap Kombes Pol Iqbal.
Mantan Kabid Humas Polda Metro ini juga mengatakan, tidak semua orang memiliki keberanian. Apalagi tidak semua orang membekali dirinya dengan senjata api. Namun ia menegaskan melumpuhkan penjahat juga tidak hanya dengan senjata.
Mereka yang punya keahlian bela diri juga bisa memanfaatkannya sewaktu-waktu apabila berhadapan dengan penjahat.
"Jadilah polisi bagi dirinya sendiri. Yang terpenting berani bertindak saat berada pada situasi sulit, seperti bila bertemu penjahat," jelasnya.
Seperti diberitakan, dua maling motor tewas setelah mencoba menyasar rumah anggota Kopaska, Mayor Tunggul Waluyo, Rabu dini hari (5/7).
Tembakan peringatan pria asal Temanggung itu tidak digubris oleh komplotan yang dipimpin Abdul Aziz tersebut.
Akhirnya Mayor Tunggul terpaksa melumpuhkan kedua pelaku curanmor itu, sementara satu pelaku lain masih kabur. (yua/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih SMP Sudah Ikut Curanmor 30 Kali, tuh Fotonya...
Redaktur & Reporter : Soetomo