Pria kelahiran Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 30 Agustus 1963 itu memang terbilang produktif. Selain sibuk nge-band dengan Gigi, dia masih meluangkan waktu untuk membuat proyek solo. Diawali Nusa Damai pada 1997, Gitarku (2000), Samsara (2003), Home (2005), dan Dawai in Paradise (2012).
”Berkarya itu nggak boleh berhenti. Selama peluang itu masih ada, saya akan terus berekspresi dengan kemampuan yang saya miliki,” tegasnya.
Tak sendiri, Budjana dibantu banyak musisi untuk menghadirkan album terbaru tersebut. Beberapa bahkan merupakan musisi mancanegara. Diantaranya, Bob Mintzer (saksofonist Yellowjackets), Larry Goldings (pemain piano pendukung Sarah Vaughan, Al Jarreau, John Mayer), bassist Jimmy Johnson, dan vokalis The Manhattan Transfer, Janis Siegel. Ini bukan kali pertama Budjana bekerjasama dengan musisi asing.
Sebelumnya, pemilik nama lengkap I Dewa Gede Budjana itu pernah berkolaborasi dengan Peter Erskine untuk album Samsara dan Home. Erskine merupakan mantan pentolan band jazz Weather Report yang sukses membawa pulang Grammy Award. Erskine pernah bermain untuk Al Jarreau, Rod Stewart, Diana Krall, dan Kate Bush.
Nah, album keenamnya itu tidak hanya diedarkan di Indonesia, tetapi juga Amerika Serikat. Mulai go international nih? ”Saya suka bingung juga, apakah ini salah satu karya saya yang mau go international (atau bukan). Kalau go international kan, mestinya musiknya musik barat. Tetapi saya bikin album nusantara. Semoga mereka bisa mengenal, oh ini lagu Indonesia,” harapnya.
Penulis buku Gitarku Hidupku, Kekasihku itu mengungkapkan, Joged Kahyangan diproduksinya di Negeri Paman Sam. Kedelapan lagu yakni Cloud of Foggy, Joged Kahyangan, Dang Hyang Story, As You Leave My Nest, Majik Blue, Erskoman, Guru Mandala, dan Borra’s Ballad direkam di Firehouse Recording Studio, Pasadena, California. ”Di Amerika, albumnya dirilis Juni 2013,” terang Budjana.
Banyak yang menganggap Joged Kahyangan merupakan proyek mahal. Sebab, selain diproduksi di Amerika Serikat, banyak musisi mancanegara yang terlibat. Tak menampik atau mengiyakan, Budjana enggan membahas biaya produksi album tersebut.
”Biaya itu relatif. Janis saya nggak bayar sama sekali. Malah, dia minta lagu itu untuk albumnya, jadi bisa barter. Saya nggak terlalu mikirin royalty. Didengar saja sudah senang,” ungkapnya.
Budjana menambahkan, banyak cerita menarik dibalik pembuatan album tersebut. Misalnya, kedelapan lagunya dibuat di atas pesawat, saat roadshow bersama Gigi. Dan personel Gigi lainnya sangat mendukung karir solonya. ”Sebelum dengan Gigi, saya juga sudah punya karya instrumental. Jadi, melanjutkan saja,” pungkasnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fatin dan Novita Diminta Tak Lupakan Mentor
Redaktur : Tim Redaksi