jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi), Hamdi Muluk mengatakan, perbedaan hasil quick count atau hitung cepat dalam Pemilihan Presiden 2014 bisa saja dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Perbedaan hasil quick count ini ditenggarai akan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk merusak proses pemilihan presiden yang sebenarnya telah dapat diselenggarakan dengan cara yang menunjukkan kedewasaan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi," kata Hamdi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/7).
BACA JUGA: Pilpres Berjalan Aman, Dahlan Iskan Beri Angka 8
Persepi, lanjut Hamdi, menyakini apabila quick count dilakukan dengan mengikuti metode pengumpulan data yang melandaskan diri pada kaidah metodologis yang benar, seharusnya quick count yang dilakukan berbagai lembaga penelitian akan menghasilkan perhitungan yang kurang lebih sama.
Oleh karena itu, Hamdi menyatakan, Persepi meminta seluruh lembaga penelitian yang melakukan quick count mau secara jujur memberikan pertanggungjawaban kepada publik tentang metode penelitian quick count yang diterapkan.
BACA JUGA: Lembaga Survei Menangkan Jokowi Terjaga Kredibilitasnya
"Ini diperlukan untuk mencegah agar proses politik demokratis ini tidak dicederai oleh lembaga-lembaga oportunis yang dengan sengaja memanipulasi hasil quick count hanya untuk kepentingan politik sempit tertentu," tandas Hamdi.
Seperti diketahui, Persepi akan melakukan audit terhadap sejumlah lembaga penelitian pelaksana quick count yang menjadi anggota Persepi. Antara lain Lembaga Survei Indonesia, Indikator, Saiful Mujani Research & Consulting, Cyrus Netwoek, Populi Center, Jaringan Suara Indonesia, dan Puskaptis. (gil/jpnn)
BACA JUGA: Ini Arsitektur Kabinet Baru Versi LAN
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutiyoso Dorong Agum Segera Kumpulkan Purnawirawan
Redaktur : Tim Redaksi