Dewan Kanker Australia mengatakan pihaknya tidak akan menerbitkan peringatan bagi perempuan di Australia mengenai kaitan antara bedak tabur dan kanker ovarium. Meskipun Pengadilan di Amerika Serikat belum lama ini telah menyimpulkan adanya keterkaitan antara produk itu dan penyakit mematikan tersebut.Panel juri di Amerika Serikat memenangkan gugatan sebesar $100 juta kepada sebuah keluarga dari perempuan yang meninggal karena kanker ovarium dan mengkaitkan kematiannya dengan produk bedak tabur yang diproduksi oleh Johnson & Johnson. Dalam gugatannya, Jacqueline Fox menyalahkan penggunaan bedak tabur bayi Johnson & Johnson dan bedak badan Shower to Shower ke tubuhnya sebagai penyebab dari kanker yang dideritanya. Fox dikatakan telah menggunakan produk itu selama 35 tahun. Fox merupakan bagian dari 1200 perempuan yang mengajukan gugatan class action pada perusahaan Johnson & Johnson, tapi menjadi penggugat pertama yang diberikan ganti rugi atas kematiannya. Kuasa hukumnya Jere Beasley mengatakan kliennya mendengar dari seorang perempuan Australia yang mengklaim menderita kanker ovarium juga dan khawatir penyakitnya berkaitan dengan penggunaan bedak tabur. "Kantor Kami sekarang mewakili lebih dari 6000 orang anggota keluarga dan sejumlah wanita yang masih hidup dan memiliki masalah yang sama," katanya. "Dan kami punya kontak yang cukup sejak keputusan ini dijatuhkan kalau ada banyak korban lain dari produk ini di luar sana," "Kami mendengar laporan dari orang di Australia, Inggris, Perancis dan tampaknya dampak ini sudah menyebar lebih luas dari yang kita perkirakan," Johnson & Johnson diperkirakan akan mengajukan banding atas putusan ini. Dalam pernyataannya perusahaan itu menulis : Kami tidak bersedia bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan konsumen yang lebih banyak lagi dan kami kecewa dengan putusan pengadilan ini. "Kami bersimpati dengan keluarga penggugat tapi kami yakin dengan keamanan produk bedak kosmetik kami yang didukung oleh bukti ilmiah selama berpuluh-puluh tahun. " Penasehat Dewan Kanker Australia, Profesor Bernard Stewart dari Fakultas Kedokteran di Universitas New South Wales, setuju bahwa bukti hubungan antara kanker ovarium dan penggunaan bedak sangat tipis. "Kami mengetahui ada bukti yang lemah kalau penggunaan bedak tabur sebelum melahirkan oleh perempuan berkaitan dengan meningkatnya resiko kanker ovarium," katanya "Tapi bukti-bukti keterkaitan itu sangat lemah sehingga belum dapat dibenarkan oleh otoritas kesehatan di dunia, sepengetahuan saya belum ada otoritas kesehatan dimanapun yang menerbitkan peringatan kepada perempuan secara keseluruhan atau menempatkan label peringatan pada produk bedak tabur atau tindakan semacam itu lainnya,"
Professor Stewart mengatakan perempuan di Australia harus mencermati isu ini dengan baik.
"Keputusan pengadilan itu sendiri adalah dewan juri memutusakan memberi ganti rugi pada situasi emosional dari seorang individu perempuan yang memiliki kanker ovarium - tragedi yang dialaminya. "Tapi dalam konteks seperti itu, pengadilan bukanlah tempat yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat." Profesor Stewart mengatakan hubungan antara kanker ovarium dan penggunaan bedak berasal dari studi yang tidak konsisten. "Memang ada kajian yang kesimpulannya negatif, tapi ada juga penelitian yang hasilnya positif dan penelitian lain menunjukan hubungan terbalik, yaitu risiko tertinggi terkait dengan penggunaan sedikit bedak tabur, yang merupakan kebalikan dari apa yang Anda harapkan. "Jadi intinya jika memang ada keterkaitan, tapi belum dapat dipastikan kalau produk itu memang bersifat kausal atau menjadi penyebab langsung," "Mungkin saja penggunaan bedak tabur itu bisa juga mengindikasikan beberapa pertimbangan, misal mungkin terkait dengan faktor sosial ekonomi atau perilaku seseorang, dan ada juga kemungkinan faktor lainnya yaitu fakta kaitan penyebab, dan ini artinya bedak tabur itu bukan penyebab sebenarnya atau penyebab langsung dari meningkatnya resiko kanker, jika memang peningkatan resiko itu bisa dibuktikan," Ada sejumlah kekhawatiran kalau bedak tabur dapat mengandung sedikit asbestos, tapi Professor Stewart menampik keterkaitan tersebut. "Kita harus membuat keputusan antara apa yang disebut dengan bedak industri dan bedak obat di sisi lain," "Bedak obat dibuat berdasarkan standar yang telah ditetapkan bertahun-tahun yang lalu dan sepenuhnya bebas asbestos," "Dan begitu juga dengan kekhawatiran atas informasi bisa jadi bedak tabur terkontaminasi asbestos, karena di seluruh negara sama dengan Australia, bedak tabur memang tidak mengandung asbestos. "Jadi didalam produk bedak tabur itu sendiri saja sudah ada masalah kerancuan seperti ini."
BACA JUGA: Akhir Pekan Gelombang Pasang Abnormal Landa Pesisir Queensland Tenggara
BACA ARTIKEL LAINNYA... Video: Melihat Kelahiran Bayi Gorila Lewat Operasi Caesar