KALANGAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, menyoroti kinerja Dinas Pendidikan DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo. Hal ini, menyusul hasil buruk yang diperoleh ibu kota dalam Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/madrasah aliyah (MA) 2012.
Dari 33 provinsi se-Indonesia, Jakarta hanya menempati urutan 13 nasional. Lebih parahnya lagi, sebanyak 190 siswa asal DKI juga dinyatakan tidak lulus UN.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta bidang pendidikan, Iman Satria, mengatakan anggaran sebesar Rp 10,08 triliun atau 28 persen dari total anggaran daerah Rp 36 triliun seperti sia-sia. Sebab, hasil yang diharapkan seluruh masyarakat tak mampu direalisasikan oleh pemangku kebijakkan.
"Hasil buruk ini semakin menunjukkan adanya kesalahan dalam pengelolaan pendidikan di Jakarta," kata Iman, kepada INDOPOS, Minggu (27/5).
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, Dinas Pendidikan DKI harusnya bisa mencontoh wilayah lain, seperti Jawa Timur yang menduduki peringkat pertama nasional. Jawa Timur juga mendapat prestasi lain, yakni memiliki persentase siswa tidak lulus terkecil, hanya 0,07 persen.
Selain itu, munculnya nama Triawati Octavia, siswi SMAN 2 Kuningan sebagai siswi dengan nilai UN tertinggi se-Indonesia, harusnya juga menjadi pelajaran berharga bagi Jakarta. "Evaluasi menyeluruh harus dilakukan dalam pengelolaan pendidikan di DKI. Mengapa wilayah lain yang anggaranya tak sebesar Jakarta mampu berprestasi, sedangkan Jakarta tak mampu berprestasi," ujar Iman.
Anggota Komisi E lainya, Asraf Ali, berharap instansi terkait bisa terus berbenah. Anggaran besar yang telah dimiliki harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jangan menyia-nyiakan anggaran besar, karena itu berakibat pada hasil yang buruk seperti yang didapatkan saat ini.
"Saya yakin seandainya saja anggaran pendidikan yang besar itu pengelolaanya tepat sasaran, pendidikan di Jakarta akan jauh lebih maju dari wilayah lain yang anggaranya serba terbatas, bahkan kurang," tuturnya.
Politisi Partai Golkar ini berharap, Gubernur Fauzi Bowo segera melakukan evaluasi menyeluruh. Terlebih, hasil buruk dala UN tak hanya kali ini saja didapat. Tahun-tahun sebelumnya, hasil UN yang diperoleh DKI juga tak memuaskan.
Sebagai anggota Komisi E, asraf berencana melakukan pemanggilan terhadap dinas pendidikan, guna menanyakan banyaknya siswa asal DKI yang tidak lulus. "Evaluasi harus dilakukan, jangan membiarkan kondisi ini terus berlarut-larut," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Agus Suradika mengungkapkan, DKI memperoleh hasil bagus dalam UN kali ini. Bahkan, tiga siswa asal Jakarta memperoleh nilai tinggi. Mereka adalah, Florencia Irena SMA Santa Ursula dengan nilai 58,45, atau peringkat 4 nasional.
Lalu, Afandi Charles SMA 78 dengan nilai 58,20 peringkat 14 nasional, dan Sarah Shafa Marwadhani SMA 8 dengan nilai 58,20 peringkat 15 nasional. "Itu menunjukkan prestasi DKI cukup baik," tandasya.(wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tambahan Gizi untuk Anak Tak Mampu
Redaktur : Tim Redaksi