DEWI Lestari dibuat panas oleh kritikus buku Arman Dhani sebagaimana yang dilansir situs Jakartabeat.net. Sekuel Supernova: Partikel dari novelis yang kerap disapa Dee itu disebut sebagai satu di antara lima buku yang tak layak terbit pada 2012.
Menanggapi artikel pedas atas bukunya, Dee menunjukkan langkah responsif lewat 25 kultwit panjang. "Saya senang atau kecewa karena kritik, itu adalah akibat mental saya bereaksi. Bukan karena kritik tersebut memiliki kebenaran tertentu," ungkapnya lewat microblogging Twitter.
Penulis yang novelnya diangkat sebagai film layar lebar Perahu Kertas itu memaparkan bahwa kritikus tidak punya kebenaran inheren (melekat). Artinya, apa yang ditulis kritikus subjektif dan merupakan refleksi mental kritikus atas apa yang dia kritik.
Begitu pula suka atau tidaknya pembaca dengan sebuah karya. Lantaran semua merupakan reaksi mental, tidak ada karya yang secara inheren murni bagus atau jelek.
Kultwit Dee makin "panas" menuju akhir. Misalnya saat dia menyatakan bahwa tak semua kritik itu bermutu. Artinya, ada yang hanya glorifikasi kesinisan belaka. Dia pun menyemangati diri sendiri bahwa meski terdapat kritik yang nyelekit, tetap ada pelajaran dan manfaat yang bisa diambil.
"Sharing kritik ini saya tutup dengan satu pepatah pribadi: Kritikus menggonggong, penulis nengok bentar dan kembali berkarya. Peace!" tandas ibu Keenan Avalokita Kirana itu. (gal/c11/oki)
Menanggapi artikel pedas atas bukunya, Dee menunjukkan langkah responsif lewat 25 kultwit panjang. "Saya senang atau kecewa karena kritik, itu adalah akibat mental saya bereaksi. Bukan karena kritik tersebut memiliki kebenaran tertentu," ungkapnya lewat microblogging Twitter.
Penulis yang novelnya diangkat sebagai film layar lebar Perahu Kertas itu memaparkan bahwa kritikus tidak punya kebenaran inheren (melekat). Artinya, apa yang ditulis kritikus subjektif dan merupakan refleksi mental kritikus atas apa yang dia kritik.
Begitu pula suka atau tidaknya pembaca dengan sebuah karya. Lantaran semua merupakan reaksi mental, tidak ada karya yang secara inheren murni bagus atau jelek.
Kultwit Dee makin "panas" menuju akhir. Misalnya saat dia menyatakan bahwa tak semua kritik itu bermutu. Artinya, ada yang hanya glorifikasi kesinisan belaka. Dia pun menyemangati diri sendiri bahwa meski terdapat kritik yang nyelekit, tetap ada pelajaran dan manfaat yang bisa diambil.
"Sharing kritik ini saya tutup dengan satu pepatah pribadi: Kritikus menggonggong, penulis nengok bentar dan kembali berkarya. Peace!" tandas ibu Keenan Avalokita Kirana itu. (gal/c11/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda Umur 60 Tahun, Crystal Harris Rela Dinikahi Bos Playboy
Redaktur : Tim Redaksi