Di Balik Kisah Si Bandros, Bus Pengarak Juara Olimpiade Rio 2016

Kamis, 25 Agustus 2016 – 07:02 WIB
Si Bandros. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com - SAMBUTAN hangat dan meriah mewarnai arak-arakan para pahlawan olahraga yang pulang berjuang dari Olimpiade Rio 2016. Selama dua hari, peraih medali untuk Indonesia dielu-elukan saat melintasi jalan protokol di jantung ibu kota.

Dari momen yang tak akan terlupakan itu, peran bus Bandung Tour on The Bus atau dikenal dengan sebutan Bandros, tak bisa disepelekan. Bandros-lah yang membawa atlet seperti Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni, hingga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, sejak Selasa hingga Rabu kemarin.

BACA JUGA: Usai Juara Olimpiade, Felipe Bersemangat Bantu Lazio

Ada yang menarik dari hiasan Si Bandros, yang dulunya pernah dipakai arak-arakan Persib Bandung ketika menjuarai ISL tahun 2014 silam. Beberapa logo Extra Joss terpampang di beberapa sisi bus. Usut punya usut, ternyata bus tersebut memang digagas oleh PT Bintang Toedjoe selaku produsen Extra Joss.

Layaknya mimpi di siang bolong, Presiden Direktur Bintang Toedjoe Simon Jonatan mengaku tidak percaya jika ide yang datang spontan akhirnya diterima dan terlaksana dengan baik. Sebab, hanya dalam waktu kurang dari 12 jam, bus yang tidak terpakai di Bandung itu harus segera berada di Jakarta, untuk diperbaiki sekaligus dihias.

BACA JUGA: Conte Sayangkan Timnya tak Bisa Dominan Sepanjang Pertandingan

"Saya sodorkan (gagasan) kepada Pak Menteri, agar dilakukan arak-arakan dan konvoi. Menteri pun setuju dan meminta bus terbuka dan kami pilih bus Bandros. Tapi yang buat tegang, persiapan itu kurang dari 12 jam. Karena bus harus diperbaiki dan dihias, posisinya juga masih ada di Bandung," kenang Simon usai penyerahan donasi kurban bersama NU Care-Lazisnu dan Lazismu di kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (24/8).

Berkat dukungan Kemenpora, kepolisian serta tentunya Pemerintah Kota Bandung, bus yang semula berwarna biru muda itu pun sukses terparkir di halaman kantor Kemenpora, dan disulap dengan kombinasi warna merah putih. Selain itu, semua simbol negara juga disematkan dalam setiap sisi bus.

BACA JUGA: Kalah di Laga Pertama, Frank De Boer Diminta Bersabar

"Kemenpora minta bus itu diubah, didandani nuansa 17-an, kombinasi merah putih dan harus bisa dipakai dalam 12 jam ke depan. Jadi mirip cerita Roro Jonggrang dan Bandung Banduwoso (legenda membuat seribu candi dan dua sumur dalam waktu satu malam), waktunya sedikit dan tidak ada kata tidak bisa buat para atlet kita," lanjutnya.

Pertaruhan yang berat. Dalam prosesnya, pembuatan branding bus bandros sempat teradang hujan. Biaya branding Si Bandros tak lebih dari 100 juta, dan melibatkan hingga 16 orang pekerja. Bus akhirnya diserahkan Brand Manager Extra Joss ke pihak Kemenpora secara resmi pada Selasa (23/8) pagi. 

Walau ide berhasil dituangkan, Simon mengaku tidak lantas jemawa. Pihaknya justru berharap bisa terus membantu para atlet Indonesia untuk menorehkan prestasi, baik di tingkat nasional dan internasional. 

"Kami hanya ingin agar semua atlet di semua cabang olahraga bisa berprestasi. Seperti bus ini, kami jelas bangga, walaupun kami tidak ikut di atas ataupun jadi sopirnya," pungkas Simon. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelandang Roma Ini tak Mengerti Penyebab Kekalahan Timnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler