Di Dalam Perut Juni Arita Ada Sesuatu yang Besar dan Ganas, Tolong!

Sabtu, 16 Mei 2020 – 05:20 WIB
Juni Arita terbaring di rumahnya, Korong Pauah Manih, Nagari Koto Dalam Selatan, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman. Foto: diambil dari Posmetro Padang

jpnn.com, PADANG PARIAMAN - Kondisi Juni Arita (36 tahun) makin mengkhawatirkan. Sudah tiga tahun, perempuan warga Padang Pariaman, Sumatera Barat itu menderita lantaran tumor ganas di dalam perutnya.

Iuran BPJS yang sudah menunggak, memaksa Juni hanya menjalani perawatan ala kadarnya saja di rumah.

BACA JUGA: Thalita Latief Ungkap Kondisinya Usai Jalani Operasi Pengangkatan Tumor

Seharusnya, Juni dirawat intensif di rumah sakit. Namun, sang suami tak memiliki uang untuk berobat karena kehilangan pekerjaan.

Saat awak Posmetro Padang bertamu ke kediaman mereka di kawasan Korong Pauah Manih, Nagari Koto Dalam Selatan, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (14/5) lalu, Juni hanya terbaring lemah di atas tempat tidur.

BACA JUGA: Suteng Operasi Tumor, Ashanty: Yakin Akan Kuasa Allah

Tubuhnya sangat kurus, hanya tinggal tulang yang dibalut kulit.

Wajahnya pucat, sementara perutnya tampak besar seperti sedang hamil sembilan bulan karena tumor tampaknya makin membengkak.

BACA JUGA: Bocah 4 Tahun di Bogor Mengalami Tumor Mata Kucing

“Makan, minum susah istri saya ini. Cuma bisa berbaring saja. Setiap hari harus dibantu untuk bergerak,” ungkap Dhanil Aprianto (41), suami dari Juni.

Dhanil mengakui, saat ini dia tidak mampu membawa istrinya berobat.

Sementara BPJS milik mereka sudah menunggak sebesar Rp 6 juta lebih.

“Semenjak tahun 2017 BPJS sudah menunggak, sampai enam juta,” tutur Dhanil, sambil membantu istrinya memiringkan badan.

Dhanil tampak sangat sabar dan setia menemani istrinya.

Pria kelahiran Pekanbaru itu pun bercerita awal dari keluhan istrinya.

“Ini berawal dari keluhan yang dirasakan Juni, saya pikir awalnya keluhan di perutnya cuma masuk angin dan kami cuma obati melalui tukang urut,” kenang Dhanil.

Setelah diurut keadaan istri tercintanya makin buruk dan rasa sakit di dalam perutnya bertambah perih.

“Keadaan itu menjadi makin menakutkan, apalagi di saat istri saya memuntahkan cairan seperti cairan empedu. Lalu saya bawa Juni ke rumah sakit untuk mendapati penanganan,” ungkap Dhanil.

Nah, sampai di rumah sakit, jelas Dhanil, dokter mengatakan kalau istrinya diserang tumor ganas pada posisi perut.

Kabar dari sang dokter pun membuatnya terperanjat, tak percaya dengan apa yang menimpa istrinya.

“Sangat terkejut saya mendengar kalau Juni diserang tumor di bagian perutnya. Kata dokter sakitnya GIST (gastrointestinal stromal tumor),” kata Dhanil.

Saat itu, Juni akhirnya menjalani operasi pengangkatan tumor di sebuah rumah sakit di Pekanbaru.

“Operasi berhasil, dokter mengangkat tumor seberat 5 kilogram dari perut Juni. Saat itu saya bersyukur operasinya berhasil, tetapi dokter pun berkata lagi bahwa masih ada tumor dalam perutnya,” sebut Dhanil.

Ternyata masih ada tumor dalam organ tubuh Juni. Tumor dengan ukuran kecil bersarang di bagian hulu hatinya.

“Karena masih ada tumor di bagian hulu hati Juni, kami sering bolak-balik berobat. Dan pada akhirnya, sebulan setelah pengangkatan tumor waktu itu, Juni hamil,” jelas Dhanil.

Masalah pun kembali menimpa Juni, tepatnya setelah dia melahirkan. Setelah menjalani operasi sesar melahirkan, tumor di bagian hulu hatinya mengganas dan makin cepat membesar.

“Sampai sekarang perut Juni lebih besar ketimbang dia hamil waktu itu. Sudah bolak-balik ke Jakarta, tetapi tidak ada hasil, tumor makin membesar. Sekarang cuma bisa pasrah dan merawat istri di rumah saja, seperti ini,” ungkapnya.

Dhanil mengulas, bagaimana dia hendak bekerja keluar rumah, sedangkan untuk bergerak saja istrinya tidak mampu leluasa.

“Harus ditemani ke kamar mandi, pokoknya untuk bergerak harus dibantu. Kalau saya mau beli pempers untuk Juni harus ada yang gantian menjaganya,” sebut Dhanil.

Dhanil sangat berharap bantuan dari pihak mana pun untuk pengobatan istri tercintanya.

Kartu BPJS mereka telah menunggak Rp 6 juta lebih, sementara tumor ganas tersebut masih terus mengusik ketenangan Juni siang dan malam.

“Kadang tak tahan lagi saya menahan air mata, melihat Juni menangis kesakitan. Dia terjaga dari tidur nyenyak, makan susah, minum susah, entah sampai kapan ini,” kata Dhanil. (z/posmetropadang)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler