Di Hadapan Moeldoko, Jokowi Minta HKTI Garap Komoditas Tropis

Kamis, 12 Maret 2020 – 13:24 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pimpinan Moeldoko mengerjakan komoditas tropis yang bernilai tinggi. Sebab, menurut dia, banyak permintaan dari negara lain, tetapi stoknya tidak ada di Indonesia.

"Sekarang ini misalnya di daerah tertentu sebetulnya minyak asiri, tetapi juga sampai penyulingannya, itu permintaannya banyak dari Prancis, Milan. Tetapi enggak pernah kita kerjakan secara serius," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (12/3).

BACA JUGA: Jokowi Berharap HKTI Punya Gebrakan Baru

Jokowi juga melihat buah-buah tropis tidak digarap serius oleh petani Indonesia. Jokowi meragukan adanya petani yang menanam 10 ribu hektare buah-buah tropis di Indonesia. Banyak dari petani justru menanam sawit dan karet

"Dari dulu bukan sekarang, itu, itu, saja yang ditanam. Nanti kalau pas harganya turun kayak sekarang karet harga turun, sakit bareng-bareng. Beberapa tahun lalu sawit juga harga turun, sakit bareng-bareng. Masak kita senang seperti itu, seperti yang disampaikan Moeldoko. Semua harus dimanajemen dengan baik," kata dia.

BACA JUGA: Sudah Menyebar ke Lebih 100 Negara, WHO Tetapkan Virus Corona Pandemi Global

Jokowi menilai buah tropis banyak diminati oleh negara-negara lain. Dia menyontohkan manggis, yang banyak diminta oleh negara-negara di Timur Tengah, Eropa dan juga khususnya Tiongkok. Namun, stok manggis sangat rendah di Indonesia.

"Mestinya kan ada. Dari HKTI satu-dua yang memiliki kebon manggis, ya, enggak usah banyak-banyak. Enggak usah 100 ribu hektare, tapi 5 ribu hektare manggis. Minta lahan segitu kan mudah, enggak sulit, asal jangan di Jawa. Masih banyak lahan kita," kata Jokowi.

BACA JUGA: Positif Corona, Tom Hanks dan Istri Harus Diisolasi

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan banyak permintaan durian dari Tiongkok dalam jumlah besar. Namun, Jokowi mengatakan Indonesia tidak bisa mengekspor durian karena kualitasnya rendah.

"Durian itu permintaan dari Tiongkok, bukan besar, buesar sekali, tetapi kita enggak bisa supply dengan kualitas yang diinginkan mereka. Durian dari kita itu ada yang enak, ada yang enggak enak. Campur-campur," ujar dia. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Moeldoko   HKTI   Jokowi  

Terpopuler