“Jumlah tersebut termasuk dua korban tewas kecelakaan di Jalan Mempawah malam lebaran, sehingga tewas di tempat,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Kalbar Kombes Pol Lotharia Latif, kemarin.
“Kecelakaan terbanyak terjadi kebanyakan dari jalan raya Siantan sampai arah Singkawang,” ujarnya. Dijelaskan Latif, untuk korban meninggal, terbanyak terjadi di Kabupaten Pontianak. “Kebanyakan korban yang meninggal dunia, diakibatkan karena kelalaian dan usianya masih di bawah 30 tahun,” sambung dia.
Untuk korban luka berat dan luka ringan juga tidak sedikit jumlahnya. “Kecelakaan ini untuk lima hari saja. Terhitung dari tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus. Jumlah korban luka berat mencapai 18 orang. Sementara jumlah korban luka ringan mencapai 18 orang. Untuk sementara kerugian materil Rp97 juta” katanya.
Dijelaskan dia, kasus kecelakaan lalu lintas masih didominasi pengendara sepeda motor. Kasus kecelakaan terbanyak terjadi tanggal 18 dan 19 Agustus 2012. Kondisi ini diduga ada kaitannya dengan meningkatnya arus mudik masyarakat menjelang lebaran.
Sebagai informasi, pada Sabtu (18/8) telah terjadi enam kasus kecelakaan yang terjadi di jalan dari Pontianak hingga Singkawang. Sementara satu hari menjelang lebaran, terjadi lima kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Pontianak dan Ambawang. “Meskipun banyak korban, pihak kepolisian terus melakukan penjagaan demi meminimalisir angka kematian,” imbuh Latif.
Dirlantas menegaskan, pihak kepolisian akan terus memantau arus arus balik, agar tidak terjadi kecelakaan dan kemacetan. "Alhamdulillah di Pontianak malam lebaran, tidak menimbulkan kemacetan, baik di jembatan maupun di ruas jalan lain yang biasa terjadi kemacetan. Malam lebaran, kami juga melarang dengan penonton meriam, agar tidak berhenti di atas jembatan. Kami juga memantau warga yang mengadakan takbiran keliling,” pungkasnya.
Sementara itu, tren kejahatan terus meningkat. Catatan Polda Kalbar, setiap hari terjadi 25 kasus kejahatan sepanjang tahun ini. Ini terjadi pada tren kejahatan konvensional, transnasional, menyangkut kekayaan negara dan kontinjensi. Hal tersebut terungkap dalam angka kriminalitas yang tercatat di Mapolda Kalbar.
Menurut Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Unggung Cahyono, kasus dominan yakni kejahatan konvensional. Menduduki rangking teratas dibanding kejahatan lain. Pemicu pelaku kejahatan beraksi akibat tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehingga nekat menjalankan aksi tindak kejahatan karena untuk menutupi kebutuhan. Pelaku kejahatan yang pengangguran angkanya sangat mendominasi.
Semua tersebar di seluruh wilayah hukum Polda Kalbar di 12 Polres yang ada. Sementara lokasi angka kejahatan paling menonjol berada di Pontianak. Menyusul kemudian Singkawang dan paling minim di Sekadau. Antara data 2010 dan 2011 posisi hanya berbeda tipis untuk rangking angka kejahatan. Begitu juga di tahun 2012, kejahatan konvensional merangkak naik.
Kasus yang mengalami peningkatan yaitu masalah premanisme. Kapolda berjanji, siap menekan angka kriminalitas semaksimal mungkin di wilayah hukum Kalimantan Barat. Begitu juga dalam mengintensifkan patroli maupun operasi serta membangun kemitraan. Antara lain menggelar operasi Liong, Simpatik Kapuas, Panah Kapuas, Hutan Lestari, Peti Kapuas hingga HAKI. Serta mengunjungi pemuka dan tokoh masyarakat di Kalbar.
Atas pemetaan banyak kasus yang terjadi sepanjang 2011, kepolisian menginventarisi bentuk kejahatan yang menjadi ancaman pada 2012. Perkiraan tersebut yakni kasus menyangkut kejahatan konvensional. Seperti kasus curanmor, narkoba, curas, curat, penganiayaan, pembunuhan maupun selundupan.
“Sesuai dengan tugas yang diemban, kita tetap menjalankan sesuai fungsinya. Dan berharap, Kalbar tetap aman dan kondusif,” pungkasnya. (rmn/ars)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Antrean ke Banturraden Dikeluhkan
Redaktur : Tim Redaksi