“Kendalanya ada di sistem. Para peserta kesulitan untuk login ke jaringan. Di dua tempat, login tidak berhasil sama sekali atau gagal,” ungkap Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalbar, Suhartono Arham, Senin (30/7) usai pelaksanaan UKG.
UKG yang gagal itu akan diulang keesokan harinya. Kegagalan tersebut terjadi di SMK 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara dengan jumlah peserta 27 orang dan di SMAN 2 Pontianak dengan jumlah peserta 214 orang.
Di seluruh Kalbar, UKG online hanya dilaksanakan di sembilan kabupaten/kota yang dianggap lebih siap untuk sistem online. Pelaksanaannya tersebar di 24 lokasi. Sementara, lima kabupaten lain tidak dapat menerapkan UKG secara online yaitu Kapuas Hulu, Melawi, Bengkayang, Landak dan Sanggau. Para guru di lima kabupaten ini nanti akan mengikuti UKG secara manual pada September mendatang.
Menurut Suhartono, kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan UKG online dapat dimaklumi karena sistem ini adalah sistem baru. Apalagi jika mengingat total peserta UKG di seluruh Indonesia yang mengakses jaringan juga sangat banyak, yakni jutaan orang. Hal itu dianggap sebagai salah satu faktor yang ikut memicu timbulnya masalah jaringan.
“Tadi jadwal ujian juga sempat molor karena peserta sulit untuk login. Harusnya jam 8 sudah dimulai tetapi baru bisa login sekitar pukul 9.40, pertama kali di SMA 1 Siantan,” terangnya. Tingkat kegagalan UKG online ini dinilai relatif minim apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan secara keseluruhan yaitu 2 berbanding 24 (lokasi penyelenggaraan). “Jadi sudah cukup lumayan.” Karena itu, Suhartono optimistis penyelenggaran yang akan datang akan lebih baik.
UKG online ini diikuti 10.211 guru dari semua jenjang untuk seluruh Kalbar. Pelaksanaannya mulai 30 Juli sampai 12 Agustus. Sedangkan UKG manual akan diikuti oleh 3.806 guru pada September nanti.
Menurut Suhartono, UKG manual terpaksa dilaksanakan di lima kabupaten di Kalbar karena peralatan yang dimiliki oleh daerah tersebut kurang memadai. “Mereka sebenarnya punya perangkat lab komputer, jaringan internet dan lain-lain. Cuma spesifikasinya itu yang di bawah standar, jadi tidak bisa,” katanya.
Ia menyebutkan, UKG ini sangat bermanfaat dalam memetakan kompetensi guru. Jika diibaratkan dengan dokter, melalui UKG, LPMP dapat me-rontgen guru-guru di Kalbar untuk mengetahui ‘penyakit’ atau kelemahan para guru. Selanjutnya, hasil itu akan dijadikan dasar untuk melakukan upaya-upaya pembinaan atau peningkatan kompetensi. Dengan demikian, program pembinaan atau peningkatan kompetensi guru akan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru.
Berdasarkan Permendikbud No 57 tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru, telah disebutkan bahwa UKG bertujuan untuk pemetaan kompetensi dasar dan kegiatan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan.
Suhartono juga menegaskan bahwa dalam UKG, tidak dikenal adanya istilah lulus atau tidak lulus. Karena itu, para guru tidak perlu khawatir atau takut tidak lulus. Seberapa pun nilai yang diperoleh dalam UKG, tidak akan menjadi persoalan. Selain itu, UKG juga tidak berkaitan dengan tunjangan profesi guru.
UKG tidak dimaksudkan untuk menjustifikasi atau menggugat tunjangan profesi. Seberapa pun nilai dalam UKG, tunjangan profesi guru tetap aman. Karena itu, ia berharap para guru tidak resah atau takut serta dapat mengikuti UKG dengan baik.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak Mulyadi mengatakan, pelaksanakan uji kompetensi guru dilaksanakan tiga gelombang berdasarkan tingkat pendidikan. Gelombang satu untuk jenjang SMP dilaksanakan pada 30 Juli-2 Agustus, kemudian dilanjutkan untuk tingkat SMA/SMK pada 3-6 Agustus dan guru TK/SD pada 8-11 Agustus.
“Peserta uji kompetensi adalah guru yang telah mengikuti sertifikasi,” ungkapnya. Uji kompetensi ini dilaksanakan secara online, para guru melakukan tes langsung di depan komputer. Karenanya, tempat pelaksanaan adalah sekolah yang laboratorium komputernya dinilai layak. (ron)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UKG Hari Pertama Kacau
Redaktur : Tim Redaksi