jpnn.com - PEKAN lalu, Rabu (8/10), Xiaoqian, warga Ningbo, Tiongkok, sudah membayangkan malam yang istimewa. Ya, dia sudah menyewa seorang pelacur yang dihubungi lewat WeChat. Memang, aplikasi kirim-kiriman pesan itu kerap disalahgunakan untuk sarana prostitusi.
Ongkos yang disepakati adalah CNY 300 atau lebih dari Rp 600 ribu. Itu sudah termasuk full service plus beberapa gambar syur yang bakal dikirimkan lewat pesan-pesan pendek pada handphone.
BACA JUGA: Bentrok Sebulan, 600 Nyawa Melayang
Dengan bersemangat, Xiaoqian berangkat ke ATM untuk mengambil duit. Di samping ATM itu pula dia janjian ketemu dengan PSK yang sudah dikontraknya tersebut. Tapi, dasar PHP, pemberi harapan palsu, perempuan panggilan itu tidak muncul. Semalaman Xiaoqian menunggu. Berkali-kali nomor perempuan tersebut dikontak. Tapi, tak ada respons sama sekali. (mas)
Besoknya Xiaoqian melapor ke Kepolisian Ningbo. Polisi yang sedang bertugas bernama Quiyi. Tentu, sang polisi sedikit geli. Sebab, Xiaoqian melaporkan secara resmi kasus tersebut sebagai sebuah penipuan.
BACA JUGA: Menteri Perempuan Habiskan Miliaran untuk Belanja Kosmetik
Karena itu, Quiyi pun menasihati Xiaoqian. Sebab, delik penipuan yang dilaporkannya belum kuat. Unsur penipuannya masih samar, kerugian finansial pun tidak ada. Sebab, Xiaoqian sama sekali belum membayar. Selain itu, lelaki tersebut diberi wejangan agar tidak suka jajan. Polisi lalu membiarkan Xiaoqian pergi meskipun praktik pelacuran –baik PSK maupun pelanggannya– melanggar hukum. (EChinacities/China Daily News/c10/dos)
BACA JUGA: Pendaki yang Tewas 30 Lebih, 70 Orang Hilang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salju Longsor, 17 Pendaki Himalaya Tewas
Redaktur : Tim Redaksi