TERNATE -- Menteri Perdagangan (Mendag) RI Gita Wirjawan dianugerahi tanda kebesaran gelar kehormatan Kesultanan Ternate dari Sultan Ternate di sela-sela kunjungan kerja (kunker) ke Ternate, Maluku Utara, Kamis (4/7). Gelar adat dari Kesultanan Ternate untuk Gita adalah ‘Sangaji Gam Ma Lamo’.
Gelar kehormatan ini diberikan karena jasa-jasa Gita selaku Mendag dalam memelihara adat dan budaya. Mendag diharapkan dapat mengemban cita-cita perjuangan bangsa Indonesia ke depan.
"Terimakasih, gelar ini sangat berarti dan penuh makna bagi saya," kata Gita saat menerima gelar kehormatan dari Kesultanan Ternate.
Di awal kunkernya ke Ternate, Gita turut melakukan dialog dengan para pemuka agama, tokoh masyarakat dan akademisi Maluku Utara di Kantor Walikota Ternate. Dalam sambutannya, Gita menyatakan bahwa Indonesia harus mampu bersaing dengan negara manapun dengan jalan memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam semua sektor.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, Indonesia harus memiliki pendidikan berkualitas agar mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas.
“Dengan dihasilkannya produk yang berkualitas, maka kita akan mampu bersaing dengan negara manapun, kuncinya adalah bagaimana kita meningkatkan produksi, khususnya untuk pertanian serta juga mampu untuk menghasilkan produk manufaktur,” katanya.
Gita tetap berkeyakinan bahwa Indonesia memiliki modal yang cukup besar untuk menjadi sebuah bangsa yang besar.
Setelah berdialog dengan para pemuka agama, tokoh masyarakat dan akademisi Maluku Utara serta menerima secara simbolis gelar kehormatan dari Kesultanan Ternate, Gita juga meresmikan Pasar Bahari di Kota Ternate dengan didampingi Gubernur Maluku Utara dan Walikota Ternate.
Dia berharap revitalisasi ini dapat mendorong kelancaran arus barang antar daerah di Provinsi Maluku Utara, dan juga mendukung ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat Ternate.
Pada 2011, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengalokasikan anggaran tugas pembantuan untuk membangun atau merevitalisasi Pasar Bahari Ternate senilai Rp 5 miliar. Dana tersebut di luar dana pendampingan yang berasal dari pemerintah daerah sebesar Rp 24 miliar.
“Dengan rampungnya pembangunan pasar, kini Pasar Bahari dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan transaksi jual beli. Mudah-mudahan pasar ini dapat membawa berkah dan kesejahteraan bagi masyarakat Ternate,” kata Gita.
Pada kesempatan ini, mendag juga turut melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Bahari. Berdasarkan pemantauan, harga bahan pokok di pasar tersebut pada saat menjelang puasa dan lebaran cukup stabil. (rls)
Gelar kehormatan ini diberikan karena jasa-jasa Gita selaku Mendag dalam memelihara adat dan budaya. Mendag diharapkan dapat mengemban cita-cita perjuangan bangsa Indonesia ke depan.
"Terimakasih, gelar ini sangat berarti dan penuh makna bagi saya," kata Gita saat menerima gelar kehormatan dari Kesultanan Ternate.
Di awal kunkernya ke Ternate, Gita turut melakukan dialog dengan para pemuka agama, tokoh masyarakat dan akademisi Maluku Utara di Kantor Walikota Ternate. Dalam sambutannya, Gita menyatakan bahwa Indonesia harus mampu bersaing dengan negara manapun dengan jalan memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam semua sektor.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, Indonesia harus memiliki pendidikan berkualitas agar mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas.
“Dengan dihasilkannya produk yang berkualitas, maka kita akan mampu bersaing dengan negara manapun, kuncinya adalah bagaimana kita meningkatkan produksi, khususnya untuk pertanian serta juga mampu untuk menghasilkan produk manufaktur,” katanya.
Gita tetap berkeyakinan bahwa Indonesia memiliki modal yang cukup besar untuk menjadi sebuah bangsa yang besar.
Setelah berdialog dengan para pemuka agama, tokoh masyarakat dan akademisi Maluku Utara serta menerima secara simbolis gelar kehormatan dari Kesultanan Ternate, Gita juga meresmikan Pasar Bahari di Kota Ternate dengan didampingi Gubernur Maluku Utara dan Walikota Ternate.
Dia berharap revitalisasi ini dapat mendorong kelancaran arus barang antar daerah di Provinsi Maluku Utara, dan juga mendukung ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat Ternate.
Pada 2011, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengalokasikan anggaran tugas pembantuan untuk membangun atau merevitalisasi Pasar Bahari Ternate senilai Rp 5 miliar. Dana tersebut di luar dana pendampingan yang berasal dari pemerintah daerah sebesar Rp 24 miliar.
“Dengan rampungnya pembangunan pasar, kini Pasar Bahari dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan transaksi jual beli. Mudah-mudahan pasar ini dapat membawa berkah dan kesejahteraan bagi masyarakat Ternate,” kata Gita.
Pada kesempatan ini, mendag juga turut melakukan pemantauan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Bahari. Berdasarkan pemantauan, harga bahan pokok di pasar tersebut pada saat menjelang puasa dan lebaran cukup stabil. (rls)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kursi TK di MPR Diserahkan ke Opa Darto
Redaktur : Tim Redaksi