jpnn.com, SURABAYA - Menko Polhukam Mahfud MD menghadiri Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 dengan Forkopimda Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu (24/6) petang.
Di sela acara tersebut, Mahfud MD menceritakan awal dicetuskannya ide memasuki masa normal baru yang akhirnya diputuskan pemerintah pusat.
BACA JUGA: NU Jatim Beri Lampu Hijau Machfud Arifin untuk Maju Pilwali Surabaya
"Saat itu minggu ketiga Mei 2020, semua menteri koordinator, lalu menteri kesehatan dan mensesneg berdiskusi tentang bagaimana ekonomi harus tetap bergerak," ujar Mahfud MD.
Menurut dia, orang tidak mungkin diminta berdiam di dalam rumah terus-menerus sehingga dikhawatirkan muncul frustasi, bahkan angka stres bertambah.
BACA JUGA: Surabaya Masih Perlu PSBB, Doni Monardo Diharapkan Segera Bertindak
Saat itu, kata dia, beberapa menteri tersebut dipanggil dan diminta oleh Presiden Jokowi untuk memikirkan ide baru.
"Secara fakta, COVID-19 itu ada dan tak bisa diprediksi kapan berakhir. Masak iya begini terus? Lalu diputuskan untuk bergerak, terutama perekonomian. Itulah awal mula ide new normal (normal baru)," ungkapnya.
BACA JUGA: Frengky Cerita Detik-detik Diadang Anak Buah John Kei, Sangat Sadis
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut menyampaikan bahwa ekonomi menjadi salah satu aspek yang ditimbulkan ketika COVID-19 menjadi pandemik, termasuk aspek kesehatan dan sosial.
Sementara itu, pada era normal baru seluruh pihak diminta saling memahami bahwa aktivitas yang tidak biasa harus dijadikan biasa.
"Seperti memakai masker. Kalau dulu orang pakai masker tidak biasa dan dikira tidak normal, tapi sekarang sudah normal. Lalu jaga jarak yang dulu tidak biasa, tapi kini harus dibiasakan," tuturnya.
Mahfud MD mengakui bahwa kondisi tersebut membuat ada yang setuju maupun tidak, tapi hal itu dianggapnya biasa, terlebih COVID-19 tidak jelas kapan waktu berakhirnya. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Soetomo