Karena itulah banyak abg terjun melakoni kerja haram ini. Banyak faktor yang melandasinya, mulai dari ekonomi sulit, coba-coba sampai nafsu seks yang besar.
Penelusuran Metro Aceh (Grup JPNN) di Bireuen dan sesuai keterangan yang diperoleh dari beberapa sumber, sindikat prostitusi yang dibongkar petugas telah beraksi sejak tiga tahun terakhir.
Bahkan, jaringan serupa hingga kini masih ada dan belum tersentuh hukum. Biasanya, PSK yang ditawarkan terdiri dari berbagai kategori, diantaranya wanita muda, janda dan kaum homo. Harganya bervariasi mulai Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu untuk sekali kencan (short time).
Berdasarkan pengakuan salah seorang rekan sindikat prostitusi yang kini diamankan pihak kepolisian, sebut saja namanya Sephia. Kalangan ABG merupakan target paling diminati oleh para Mister Bro (sebutan bagi pelanggan).
Konon lagi, siswi SLTP selalu dicari para lelaki hidung belang untuk pelampiasan nafsu birahi. Sehingga komunitas ini sangat menguntungkan dalam bisnis para mucikari.
Menurut Sephia yang kini berstatus janda anak satu itu, sindikat prostitusi di Bireuen ada beberapa jaringan. Biasanya wanita pemuas nafsu ini dikoordinir oleh pengusaha salon kecantikan, namun untuk keamanan dan menghilangkan jejak.
Aktivitas memacu syahwat itu, berlangsung di hotel kelas melati serta di rumah para germo yang dianggap nyaman untuk berkhalwat.
“Awalnya ABG yang akan dijadikan mangsa, dibujuk dan dirayu oleh para mucikari ini. Mereka diajak makan-makan, diberi pulsa serta uang ratusan ribu, supaya bersedia untuk direkrut karena sudah menerima jasa. Selanjutnya, ABG itu ditawari kepada Mister Bro dengan memperlihatkan foto. Setelah mencapai kesepakatan melalui negosiasi, tinggal mencari lokasi untuk dieksekusi,” ungkap Sephia. (RA)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesta Miras, Anak Wali Kota Kendari Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi