jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati menyatakan anak muda memiliki peran strategis dalam pencapaian target Zero Waste, Zero Emission.
Penegasan Dirjen Rosa Vivien ini dikemukakan ketika memberikan sambutan pada acara Dialog Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 bertema “Peran Anak Muda Membangun Socioentrepreneurship dalam Pengelolaan Sampah” di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta, Selasa (21/2/2023).
BACA JUGA: Dirjen PSLB3 Beberkan Aksi Nyata KLHK Tuntaskan Pengelolaan Sampah di Daerah
Lebih lanjut Rosa Vivien menjelaskan Indonesia saat ini memiliki 70,72 persen penduduk usia produktif, yakni dari umur 15-64 tahun.
Dengan demikian, bisa dikatakan saat ini Indonesia tengah menikmati bonus demografi, yang diharapkan membantu Indonesia mencapai masa keemasan pada 2045 mendatang.
BACA JUGA: Menteri Siti Optimistis Bisa Mencapai Target Zero Waste 2030
Dari total jumlah usia produktif tersebut, 27,94 persen atau 74,93 juta orang di antaranya merupakan Generasi Z (Gen Z), yakni mereka yang lahir antara 1997 dan 2012.
Sementara 25,87 persen atau 69,38 juta orang merupakan kelompok milenial, yakni mereka yang berusia dari 24-39 tahun.
BACA JUGA: Gaya Hidup Zero Waste Bisa Diterapkan dari Rumah, Simak Caranya
“Milenial dan Gen-Z merupakan dua generasi yang berbeda, tetapi memiliki peran yang sama dari segi ekonomi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju di tahun 2045,” kata Rosa Vivien.
Dirjen PSLB3 Rosa Vivien mengungkapkan berdasarkan hasil survei yang terangkum dalam Indonesia Gen Z Report 2022, sebanyak 79 persen menyatakan perubahan iklim merupakan isu serius.
Selanjutnya 70 persen merasa bertanggung jawab terhadap iklim, dan 66 persen bersedia membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan. Hasil yang hampir serupa pun diperoleh dalam Indonesia Millennials Report 2022.
“Ini menunjukkan bahwa, anak muda memiliki peran strategis dalam pencapaian target Zero Waste, Zero Emission,” tegasnya.
Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak bermunculan pelaku usaha yang “concern” terhadap isu sampah, dimana di dalam usaha bisnisnya tidak hanya berorientasi pada profit semata, namun juga menekankan pada faktor lingkungan dan masyarakat atau yang lebih dikenal sebagai “Social Entrepreneurship”.
Rosa Vivien mengatakan dinamika perkembangan Social entrepreneurship dilakukan melalui berbagai inovasi yang mengedepankan pada adanya sistem digital atau yang dikenal sebagai start up (usaha rintisan), yakni sebuah usaha rintisan yang menerapkan inovasi teknologi untuk menjalankan core business dengan memberikan solusi pelbagai persoalan di masyarakat secara cepat, tepat, dan mudah.
Hingga Januari 2023 ini, telah teridentifikasi 209 pelaku usaha socio-enterpreunership yang bergerak di bidang pengurangan dan penanganan sampah di Indonesia antara lain toko curah (bulkstore), bisnis refill, bisnis reuse, waste collection and recycle, dan bisnis upcycle.
Selain itu, tumbuh pula bisnis yang fokus dalam inovasi produk alternatif pengganti plastik. Hal ini makin menegaskan bahwa upaya pengurangan sampah tidak hanya berdampak terhadap lingkungan tetapi juga menciptakan peluang usaha atau bisnis, lapangan pekerjaan dan juga perubahan perilaku di masyarakat.
Hal lainnya tambah Rosa Vivien, berdasarkan data yang dihimpun, saat ini semakin banyak investor internasional maupun nasional yang mulai melirik untuk memberikan pendanaan bagi usaha-usaha rintisan di bidang pengelolaan lingkungan dimana salah satunya pada bidang pengelolaan sampah.
Data Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) menunjukkan, ada 120 pendanaan kepada bisnis sosial sejak 2013 sementara itu Data Dealroom menunjukkan, secara global, startup berdampak sosial yang paling diincar oleh investor yakni terkait perubahan iklim dan energi bersih. Investasinya berkontribusi lebih dari 50 miliar euro sejak 2015 .
Kabar terbaru, lanjutnya, salah satu Startup pengelolaan sampah waste4Change meraih pendanaan seri A senilai 5 juta dolar AS atau senilai dengan 76 miliar rupiah yang dipimpin oleh AC Ventures dan PT. Barito Mitra Investama.
Hal ini makin menegaskan bahwa para investor mulai menilik model bisnis yang mengedepankan inovasi dalam memberikan solusi terhadap persoalan lingkungan dimana salah satunya persoalan sampah.
Kemudian berbicara soal inovasi, dengan diterbitkannya PermenLHK P.75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah, secara tidak langsung telah mendorong berbagai inovasi model penjualan tanpa kemasan dan isi ulang.
Kabar baiknya, peluang ini telah ditangkap langsung oleh Industri Kosmetik dan didukung oleh BPOM.
Mendukung upaya penjualan kosmetik tanpa kemasan dengan cara isi ulang saat ini BPOM sedang melakukan revisi pada ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Badan POM Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetika.
Salah satu revisi tersebut di antaranya adalah pengaturan terhadap Kosmetika di fasilitas isi ulang Kosmetika.
Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi kita semua, Ellen MacArthur Foundation memvaluasi inovasi bisnis reuse mempunyai nilai lebih dari 10 miliar dollar Amerika secara global, dengan adanya wacana revisi peraturan BPOM ini mudah-mudahan dapat ditangkap sebagai peluang bisnis inovasi oleh para mahasiswa dan anak muda yang hadir pada acara ini.
Acara Dialog Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 ini menampilkan narasumber Duta Lingkungan Hidup Tasya Kamila, CEO Waste4change Mohamad Bijaksana Junerosano, CEO Magalarva Rendria Labde, CEO Allas Laurencia Cindy, dan CEO Ecotouch Christina Harjanto.
Dialog menarik ini juga dihadiri anak muda pegiat lingkungan, komunitas peduli lingkungan, mahasiswa, para sociopreneur, dan para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama Instansi Pusat dan Daerah serta seluruh Pejabat Administratif dan Fungsional lingkup Kementerian LHK.
KLHK Terus Kembangkan Upaya Inovatif
Pada bagian lain sambutannya, Dirjen Rosa Vivien menjelaskan, setiap tanggal 21 Februari, Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) sebagai konstelasi perjalanan panjang sistem pengelolaan sampah akibat dari ironi sebuah peristiwa yang tidak boleh terulang.
Hampir dua dekade setelah peristiwa di TPA Leuwigajah tidak hanya berimplikasi pada shifting perhatian dan fokus ke pengelolaan sampah terintegrasi, namun dampak yang lebih besar terjadi terhadap lingkungan dan ekosistem kehidupan global yaitu perubahan iklim.
Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus mengembangkan upaya-upaya inovatif serta terintegrasi dari hulu ke hilir dengan mengoptimalkan seluruh rantai nilai pengelolaan sampah,
Di antaranya menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR), pendekatan gaya hidup minim sampah, mengembangkan bank sampah, membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pendekatan sampah sebagai bahan baku daur ulang.
Di samping itu melakukan penguatan pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam negeri untuk usaha daur ulang khususnya sampah terpilah plastik dan kertas serta pemanfaatan sampah sebagai sumber energi alternatif melalui implementasi sampah menjadi bahan bakar, sampah menjadi energi listrik (waste to electricity) atau sampah menjadi biogas (waste to biogas).
Oleh karena itu, lanjut Rosa Vivien, dalam rangka pelaksanaan rencana aksi untuk mencapai target nasional penurunan emisi GRK dan menuntaskan masalah penanganan sampah tersebut.
Dia menyebut peran dan posisi HPSN 2023 menjadi sangat strategis untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular (circular economy) dan sampah menjadi sumber energi.
Secara sederhana, HPSN 2023 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission.
Rosa Vivien berharap acara dialog ini dapat memberikan gambaran umum kepada para anak muda mengenai praktek bisnis di bidang pengelolaan sampah yang menyelaraskan aspek Profit – People – Planet.
Selain itu dalam forum ini juga diharapkan bisa mendiskusikan peluang dan tantangan bisnis socio-enterpreunership sehingga dapat menjadi trigger dan inspirasi generasi milenial membudayakan gaya hidup minim sampah melalui wirausaha sosial pengelolaan sampah untuk menciptakan lebih banyak lagi pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) di masa kini dan masa datang.
Mengakhiri sambutannya, Dirjen Rosa Vivien mengajak para hadirin, para anak muda untuk turut serta dalam Gerakan #KomposSatuNegeri, dengan Mengompos di Rumah pada tanggal 26 Februari 2023!
“Mari kita gelorakan bersama-sama semangat pengelolaan sampah di negeri ini untuk Indonesia yang lebih bersih dan lebih sejahtera,” ujar Dirjen Rosa Vivien.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari