jpnn.com, JAKARTA - Kota Jakarta Selatan segera memiliki dua jalan layang berbentuk tapal kuda, yang memiliki tampilan kekinian, dilengkapi dengan taman dan tata pencahayaan menarik.
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Bina Marga Kota Jakarta Selatan Heru Suwondo mengatakan dua jalan layang tersebut yakni jalan layang Lenteng Agung dan jalan layang Tanjung Barat.
BACA JUGA: Lihat Kekasih Bersama Pria Lain, Mas AR Melompat dari Jalan Layang Senen
"Kehadiran fly over Lenteng Agung dan Tanjung Barat nantinya akan menambah keindahan di wilayah Jakarta Selatan," kata Heru kepada Antara.
Heru menyebutkan, jembatan layang Lenteng Agung dan Tanjung barat dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga dimulai sejak akhir 2019 lalu.
BACA JUGA: Kejagung Ambil Alih Kasus Terkait Pemeriksaan Kajari Jakarta Selatan
BACA JUGA: Polres Jakarta Selatan Tangkap 3 Pilot, Walah Kasusnya
Jalan layang Lenteng Agung terdiri atas dua buah jalan layang berbentuk tapal kuda yang saling terbalik, memiliki panjang 880 meter dengan biaya pembangunan sebesar Rp 143,55 miliar.
Sedangkan jalan layang Tanjung Barat juga terdiri dari dua buah jalan layang berbentuk tapal kuda yang saling terbalik, memiliki panjang total 1.120 meter dengan biaya pembangunan Rp 163,26 miliar.
"Kedua jalan fly over ini didesain menarik dengan mengambil bentuk seperti tapal kuda yang saling membelakangi," ujarnya.
Menurut Heru, Dinas Bina Marga DKI Jakarta membangun STS (simpang tak sebidang) baik itu jalan layang maupun underpass sedemikian rupa sehingga terlihat artistik dan bagus.
Pembangunan STS yang artistik tersebut telah dilakukan beberapa tahun terakhir, terlihat seperti JPO di Sudirman, GBK Jelambar, termasuk di wilayah Jakarta Selatan ada JPO Pasar Minggu dan underpass di Kartini.
"Sudin Bina Marga Jakarta Selatan juga meminta secara khusus agar fly over yang dibangun ini juga istimewa sehingga menambah daya tarik Kota Jakarta Selatan," kata Heru.
Dia mengatakan kehadiran jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat tidak hanya untuk mengurai kemacetan di perlintasan kereta api di wilayah tersebut, juga menambah keindahan di Kota Jakarta Selatan.
Seperti halnya simpang susun Semanggi yang dilengkapi tata pencahayaan yang dapat disesuaikan dengan tema yang diinginkan Pemprov DKI, maka jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat juga akan dibuat tata pencahayaan yang bisa diubah sesuai tema.
"Kalau sekarang di Semanggi karena temanya HUT RI, lampunya sudah berganti warna merah putih," kata Heru.
Selain dilengkapi pencahayaan yang dapat diubah sesuai tema, jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat juga dilengkapi dengan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang ramah untuk lansia serta disabilitas.
Sehingga jalan layang tidak hanya bisa digunakan untuk kendaraan yang ingin putar balik atau melintas, tapi juga bisa digunakan bagi pejalan kaki dengan melintasi JPO yang dilengkapi lift.
"Selain untuk memperlancar lalu lintas, menghindari kecelakaan di wilayah tersebut, kita sudah mengakomodir masyarakat yang ingin menyeberang rel, walau jalur di bawah sudah ditutup, bisa menggunakan JPO yang ada liftnya," kata Heru.
Saat ini perkembangan pengerjaan pembangunan jalan layang Lenteng Agung sudah mencapai 79 persen, sedangkan jalan layang Tanjung Barat sudah 66 persen. Sesuai kalender kerja, proyek tersebut diperkirakan selesai November 2020. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek