Al-Jazeera TV dan Sharqiya adalah dua saluran televisi yang dituduh "memicu aksi kekerasan" sehingga dilarang beroperasi di Irak.
PM Nouri Maliki mengeluarkan pernyataan pascamerebaknya gelombang sektarianisme di Irak, yang menyebabkan lebih dari 170 orang tewas dalam waktu kurang dari seminggu.
Sebuah serangan militer di kamp Sunni pada Selasa lalu memicu bentrokan meluas. Menurut BBC (28/4), tewasnya 20-an orang di kamp, Kota Utara Hawija, dekat Kirkuk, mendorong dua menteri Sunni mengumumkan pengunduran diri mereka.
Kejadian ini mendulang protes masyarakat. Aksi demonstrasi pun meluas hingga ke Ramadi dan Fallujah di Irak Barat serta kota-kota lain di utara. Para demonstran menuduh pemerintah pimpinan Syiah melakukan diskriminasi terhadap Sunni dan menuntut pengunduran diri PM Maliki.
"Adanya informasi yang salah membuat terjadinya pelanggaran hukum dan penyerangan pasukan keamanan Irak," ujar sumber Kementerian Komunikasi dan Media Irak.
Pengawas mengeluhkan "nada sektarian" di liputan TV dan menyatakan "pesan yang disampaikan media melebihi batas wajar" dan membahayakan proses demokrasi.
Beberapa orang tewas pada Jumat lalu dalam serangan bom di dua masjid Sunni, Baghdad. Hari berikutnya (Sabtu), 10 orang tewas termasuk lima tentara. Mereka tewas oleh kelompok bersenjata dekat wilayah utama Sunni yang melakukan protes di barat ibukota. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hubungi 911 Hanya Karena Kucing Kawin
Redaktur : Tim Redaksi