Diare Menyerang, 158 Warga Selamon Terkapar

Selasa, 26 Februari 2019 – 19:26 WIB
Diare. ILUSTRASI. Foto: Laman India Times

jpnn.com, BANDA - Ratusan warga yang bermukim di Negeri Selamon, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku ramai-ramai mendatangi Puskesmas setempat. Pasalnya, mereka terindikasi terserang diare.

Diduga warga menderita diare usai menyantap makanan saat kegiatan hajatan di salah satu rumah warga.

BACA JUGA: Musim Pancaroba, Penderita Diare Meningkat

Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tengah dr Jeny Adijaya membenarkan kejadian itu. Namun dia belum bisa memastikan penyebabnya.

“Penyebabnya ini masih sementara diteliti. Kami tangani lebih dulu pasiennya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tengah, dr. Jeny Jeni Adijaya seperti dilansir Ambon Ekspres (Jawa Pos Group), Selasa (26/2).

BACA JUGA: Musim Pancaroba, Diare Ancam Anak-Anak

Menurut Jeny, Dinkes Malteng juga telah mengirim staf dan tenaga dokter serta surveilans ke Desa Selamon. Obat-obat yang dibutuhkan pasien juga dibawa.

BACA JUGA: Musim Pancaroba, Penderita Diare Meningkat

BACA JUGA: Diet Keto Bisa Sebabkan Diare?

“Hari ini (kemarin) kita kirim staf dari dinas dan dokter juga berangkat ke Ambon untuk selanjutnya ke Banda dengan KM. Pangrango. Kita juga bawa obat yang masih dibutuhkan di sana dan surveilans,” ungkapnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Maluku Tengah M Djali Talaohu mengungkapkan, dari ratusan warga itu, 17 orang diantaranya harus menjalani rawat inap karena kondisi yang menurun.

"Jadi pada Minggu kemarin, yang datang memeriksakan kesehatannya dan terdentifikasi diare sebanyak 158 orang. Tapi yang dirawat dengan infus 23 orang. Kemudian mereka pulang kembali. Tadi (hari ini) datang lagi sebanyak 60 orang, tapi yang dirawat inap hanya 17 orang," jelas Sekretaris Dinas Kesehatan Maluku Tengah M Djali Talaohu kepada koran ini, Senin (25/2).

Menurutnya, pasien yang dirawat sebelumnya sudah dibolehkan pulang. Hanya ada 3 orang yang kembali lagi dan dirawat karena. “Ditambah dengan jumlah yang dirawat hari ini, maka total pasien yang dirawat 17 orang," katanya.

Dirinya juga belum bisa memastikan penyebab diare. "Hingga saat ini, belum dapat disimpulkan tentang penyebab diare. Informasinya, memang ada hajatan di Negeri Salamun, dan mayoritas pasien memang menghadiri hajatan dimaksud. Tapi itu belum bisa kita simpulkan karena harus melalui pemeriksaan feses pasien. Mudah-mudahan, hari ini sudah bisa dilakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab diare," kata Talaohu.

Menurut dia, penyebab diare bisa bermacam-macam. Bisa karena makanan, sumber air yang dikonsumsi dan persoalan sanitasi. “Setelah pemeriksaan nanti, semua bisa diketahui,” tambahnya.

Talaohu enggan menyebut kasus diare yang menimpa warga Negeri Salamun sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab, menurutnya, meski banyak warga yang teridentifikasi diare, hanya 17 orang yang menjalani rawat inap.

“Kasus diare ini pun, dapat ditangani secara baik dan tidak mengakibatkan kematian. Meski begitu, penanganan intensif terus kita upayakan agar kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa,” tuturnya.

Kepala Pemerintah Negeri Salamun, Uslan Husein membenarkan adanya serangan diare terhadap warganya. Dia mengakui ada hajatan keluarga di Negeri Salamun sebelum kasus masyarakat terserang diare mengemuka. Namun dia enggan memberikan pernyataan bahwa kondisi yang ada murni karena makanan saat hajatan.

“Ada 17 warga kita yang saat ini masih dirawat. Perawatan kita pidahkan dari Pustu ke Balai Negeri karena alasan daya tampung pustu. Dokter dan tenaga kesehatan tiba di Salamun pada saat kejadian awal. Soal kemungkinan faktor makanan yang mengakibatkan kasus diare, itu kewenangan dokter memberikan keterangan. Tapi masalah air bersih tidak ada persoalan, jamban juga tersedia,” tandas Husein.

Husein berharap, kasus ini tidak dipolitisasi. Karena itu, perkembangan kasus ini diharapkan diakses dari sumber terpercaya. "Misalnya soal faktor penyebab wabah diare, itu merupakan kewenangan dokter," terangnya.(JPG/TAB/MYX/Ameks/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Efek Balas Dendam Makan Saat Lebaran, IGD Penuh


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler