MALANG – Tingkat kerawanan musibah dan bencana alam di wilayah Kabupaten Malang membuat Pemkab Malang lantas kemudian hanya tinggal diam. Pemerintah membentuk satuan tugas penanganan bencana (satgas PB) di tingkat desa, terutamanya desa rawan bencana. Satgas ini sebagai kepanjangan tangan pemerintah agar masyarakat tidak sampai panik ketika terjadi bencana.
Hafi Lutfi, Kepala BPBD Kabupaten Malang menyebutkan, satgas PB ini kini dimiliki beberapa desa di Kecamatan Sumawe, Tirtoyudo, Pagak, Pakis, Pakisaji, Kasembon dan Poncokusumo. Ketujuh kecamatan ini mempunyai beberapa desa yang sering terjadi bencana. Misalnya, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis yang langganan banjir hingga menjebolkan rumah warga setempat, serta air banjir mencemari tandon air PDAM sumber Wendit dan pemandian umum Wendit.
‘’Harapan kami, dengan terbentuknya satgas di tingkat desa, masyarakat tidak perlu panik karena ada relawan yang kami bentuk, yakni satgas di masing-masing desa bencana. Satgas ini merupakan kepanjangan tangan pemkab di wilayah,” terang Hafi kepada Malang Post (Grup JPNN).
Satgas ini punya tugas yang turun pertama kali saat membantu penanganan dan penyelamatan pertama korban saat bencana datang. Selain itu, mereka juga menjadi jembatan dalam melaporkan kejadian ke pemerintah. Sehingga pemerintah tinggal menginventarisir dan menindak-lanjuti terkait hal-hal apa yang diperlukan dalam hal penanganan dan meminimalisir korban.
Pemerintah melalui BPBD, dikatakan Lutfi, baru menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan bencana banjir dan tanah longsor di Hotel Wisata Tidar, Selasa (15/1) lalu. Rakor ini mensikronisasikan langkah yang perlu diambil para stakeholder di wilayah kecamatan, terutama camat, kapolsek dan danramil. Hal ini menentukan kira-kira apa yang diprioritaskan pra, saat dan setelah bencana.
‘’Muspika merasa ada satu kesatuan terkait kepedulian bencana,” terang Hafi. Tujuannya, ada dan tidak kedaruratan bencana, sebelum menentukan dana tanggap darurat, penetapan status, korban, nilai kerugian, luas dan dampak sosial yang diakibatkan dari bencana itu,” tambah Hafi. (poy)
Hafi Lutfi, Kepala BPBD Kabupaten Malang menyebutkan, satgas PB ini kini dimiliki beberapa desa di Kecamatan Sumawe, Tirtoyudo, Pagak, Pakis, Pakisaji, Kasembon dan Poncokusumo. Ketujuh kecamatan ini mempunyai beberapa desa yang sering terjadi bencana. Misalnya, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis yang langganan banjir hingga menjebolkan rumah warga setempat, serta air banjir mencemari tandon air PDAM sumber Wendit dan pemandian umum Wendit.
‘’Harapan kami, dengan terbentuknya satgas di tingkat desa, masyarakat tidak perlu panik karena ada relawan yang kami bentuk, yakni satgas di masing-masing desa bencana. Satgas ini merupakan kepanjangan tangan pemkab di wilayah,” terang Hafi kepada Malang Post (Grup JPNN).
Satgas ini punya tugas yang turun pertama kali saat membantu penanganan dan penyelamatan pertama korban saat bencana datang. Selain itu, mereka juga menjadi jembatan dalam melaporkan kejadian ke pemerintah. Sehingga pemerintah tinggal menginventarisir dan menindak-lanjuti terkait hal-hal apa yang diperlukan dalam hal penanganan dan meminimalisir korban.
Pemerintah melalui BPBD, dikatakan Lutfi, baru menggelar Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan bencana banjir dan tanah longsor di Hotel Wisata Tidar, Selasa (15/1) lalu. Rakor ini mensikronisasikan langkah yang perlu diambil para stakeholder di wilayah kecamatan, terutama camat, kapolsek dan danramil. Hal ini menentukan kira-kira apa yang diprioritaskan pra, saat dan setelah bencana.
‘’Muspika merasa ada satu kesatuan terkait kepedulian bencana,” terang Hafi. Tujuannya, ada dan tidak kedaruratan bencana, sebelum menentukan dana tanggap darurat, penetapan status, korban, nilai kerugian, luas dan dampak sosial yang diakibatkan dari bencana itu,” tambah Hafi. (poy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sampah Menumpuk, Banyak Warga Terserang Diare
Redaktur : Tim Redaksi