Dibohongi, Aktris Film Tak Tahu terkait Nabi

Produser Innocence of Muslims Yahudi Israel Warga Negara AS

Jumat, 14 September 2012 – 08:36 WIB
Foto: www.globalpost.com
LOS ANGELES – Asal muasal dan biang kerok film anti-Muslim yang memicu kerusuhan di Libya, Yaman, dan Mesir, serta protes luas di berbagai belahan dunia akhirnya terkuak. Seorang aktris (bintang film perempuan) yang ikut tampil dalam film berjudul Innocence of Muslims tersebut berkisah bahwa proses pembuatan berlangsung di Negara Bagian California, Amerika Serikat (AS).

Cindy Lee Garcia, sang aktris, mengaku telah tertipu dan dibohongi oleh produser film tersebut. Karena itu, Garcia tidak mengetahui bahwa film yang dibintanginya tersebut berkisah tentang Nabi Muhammad SAW.

Perempuan asal Bakersfield, California, itu tampil dalam beberapa adegan film tersebut yang diunggah secara online di YouTube. Garcia mengisahkan bahwa dirinya mendapat panggilan casting (pemilihan aktor film) tahun lalu untuk bermain dalam sebuah film berjudul Desert Warrior.

’’Semuanya terlihat tidak jelas bagi saya. Yang disyuting tidak seperti yang muncul dalam film. Semua serba janggal di sana-sini,’’ ungkap Garcia dalam wawancara via telepon dengan Reuters kemarin (13/9).

Klip film, yang diunggah di YouTube dengan beberapa judul, termasuk Innocence of Muslims, itu memotret Nabi Muhammad dengan perilaku yang buruk dan kasar. Umat Muslim di seluruh dunia menilai segala penggambaran itu sebagai pelecehan dan penghinaan.

Video klip tersebut diunggah beberapa pekan sebelum pecah demonstrasi yang berujung kekerasan dan kerusuhan di Konsulat AS di Benghazi, Libya, dan depan Kedubes AS di Kairo pada Selasa lalu (11/9).  Buntutnya, Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga stafnya tewas akibat serangan roket atas Konsulat AS di Benghazi Rabu lalu (12/9).

Sejumlah pihak yakin bahwa pembunuhan Stevens telah direncanakan. Pelaku merupakan bagian dari massa yang menyalahkan AS atas film berisi penghinaan itu.

Garcia menuturkan bahwa syuting film itu berlangsung pada musim panas 2011 di dalam sebuah gereja di Kota Los Angeles. Semua pemain berakting di depan layar hijau yang dijadikan sebagai latar belakang. Sekitar 50 aktor dan aktris terlibat dalam film tersebut.

Sebuah pengumuman casting yang sudah kedaluwarsa di situs Backstage.com menyebutkan sebuah film berjudul Desert Warrior. Digambarkan beranggaran rendah, film itu berkisah tentang petualangan sejarah di padang pasir Arab. Saat itu, tidak seorang pun pemain yang berperan sebagai Muhammad dalam panggilan casting.

’’Mereka (produser film, Red) bilang kepada saya bahwa film mengambil setting seperti 2 ribu tahun lalu. Seperti saat Yesus hidup,’’ tutur Garcia.   

Sejumlah kantor berita menyebut, produser film tersebut adalah seorang pria Yahudi Israel yang berstatus warga negara AS dan pengusaha properti, yakni Sam Bacile. Sang produser menyatakan bahwa film itu dibuat dengan dana USD 5 juta (sekitar Rp 47,5 miliar). Sebagian merupakan patungan dari sekitar 100 donor keturunan Yahudi.

Tetapi, Reuters belum berhasil mengonfirmasi secara independen perannya dalam pembuatan film itu. Bahkan, Bacile diyakini bukan nama asli sang produser.

Steven Klein, konsultan dan juru bicara produksi film itu, meyakini bahwa Bacile adalah nama samaran. ’’Saya hanya bertemu dia dua kali. Saya tidak tahu dia berasal dari mana. Tetapi, saya yakin dia melemparkan isu (lewat film) itu untuk melindungi keluarganya di Timur Tengah,’’ kata warga California Timur yang bekerja ddi bidang bisnis asuransi tersebut. Klein pun mengaku telah menasihati agar si produser film tersebut bersembunyi.

Sebuah lembaga pemburu kelompok penyiar kebencian, Southern Poverty Law Center, menyebut Klein sebagai seorang Kristen yang berafiliasi dengan kelompok sayap kanan ekstrem. Namun, Klein membantahnya.

Menurut Klein, film Innocence of Muslims rencananya akan diputar secara penuh di sebuah bioskop di California Selatan. Namun, sampai 30 menit menjelang film diputar, tak satu tiket pun yang berhasil terjual.

Identitas produser film menghebohkan itu memang agak simpang siur. Yang diingat Garcia bahwa produser film itu bernama Sam Bassil. Selanjutnya, dia menggambarkan Bassil sebagai pria tua dengan rambut warna abu-abu. Sang produser membayar dirinya dengan cek.

Rabu lalu (12/9), Garcia menelepon dia setelah terjadi aksi demonstrasi. ’’Saya tanya mengapa dia melakukan itu dan membuat posisinya kini sangat sulit. Banyak orang tewas akibat film yang dibuatnya,’’ kata Gracia. Saat itu, kenang Garcia, Bassil hanya menjawab bahwa itu bukanlah salah Garcia.

Kantor berita Associated Press juga berupaya untuk melacak jati diri Sam Bacile. Hasilnya, ditemukan seorang penganut Kristen Koptik asal California yang divonis telah membiayai kejahatan dan membiayai produksi film itu.

Namanya adalah Nakoula Basseley Nakoula, 55. Dalam wawancara dengan Associated Press di luar Kota Los Angeles, dia mengaku manajer perusahaan produsen Inncocence of Muslims. Tetapi, dia membantah menjadi sutradara dan mengenal produser film tersebut, Sam Bacile. Associated Press mendapat nomor telepon seluler (ponsel) Bacile dari Nakoula. Tapi, saat ditelepon, diketahui bahwa lokasi Bacile berada di tempat yang sama ketika Associated Press menemui Nakoula.

Berdasar catatan pengadilan federal, Nakoula memiliki beberapa nama lain atau alias. Termasuk, Nicola Bacily, Erwin Salameh, dan beberapa nama lain. Namun, Nakoula terus membantah bahwa dirinya adalah Bacile. Selama diwawancarai di luar rumahnya, dia menawarkan diri agar Associated Press melihat SIM miliknya sebagai bukti. Tetapi, jempol tangannya selalu menutupi bagian nama tengahnya, yakni Basseley. (AP/RTR/Dailymail/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Singapura, William-Kate Ditanya Anak dan Kekuatan Superhero

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler