Mao Yin, seorang warga Tiongkok yang kini berusia 34 tahun, akhirnya bertemu kembali dengan orang tua kandungnya setelah dia diculik ketika berusia dua setengah tahun di provinsi Shaanxi, 32 tahun lalu. Bertemu Lagi Setelah 32 Tahun
BACA JUGA: Di Tengah Pandemi, Tiongkok Datang Menawarkan Investasi
Mao Yin diculik di tahun 1988 ketika dia berusia dua setengah tahun di pintu depan sebuah hotel di kota Xian.
Dia kemudian dijual kepada sebuah keluarga yang tidak memiliki anak yang membesarkannya sebagai anak mereka sendiri.
BACA JUGA: Penyembuhan Dari COVID-19 Bisa Berbulan-bulan Walau Gejala Ringan
Setelah insiden penculikan tersebut, polisi menyelidik dan melakukan pencarian di sekitar 10 provinnsi dan kota untuk menemukan Mao Yin.
Hari Senin (18/5/2020), Mao Yin yang sekarang berusia 34 tahun bertemu kedua orang tuanya di kantor biro keamanan publik di kota Xian, yang merupakan ibukota provinsi Shaanxi.
BACA JUGA: Tiongkok Berlakukan Tarif Impor Gandum, Australia Janji Tak Akan Membalas
Li Jingzhi, ibu Mao Yin mengatakan "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ribuan orang yang sudah membantu kami."
Untuk menemukan putranya, Li Jingzhi berhenti bekerja dan sudah menyebarkan lebih dari 100 ribu brosur selama 32 tahun terakhir.
Dia juga dibantu dengan para relawan yang mengumpulkan informasi mengenai anak-anak yang hilang diculik di Tiongkok dan memberikan informasinya kepada polisi.
Atas kerja keras tersebut, 29 anak yang pernah diculik sekarang sudah dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Di akhir April, polisi di kota Xian mendapat laporan bahwa seorang pria di provnsi Sichuan pernah mengadopasi seorang anak dari Xian dengan bayaran 6 ribu yuan.
Setelah melakukan berbagai penyelidikan, polisi menemukan seorang pria bernama keluarga Gu yang tinggal di kota Mianyang di provinsi Sichuan, yang mirip dengan Mao Yin yang diculik.
Identitas diri sebenarnya kemudian menjadi jelas setelah adanya tes DNA.
Li Jingzhi mengatakan dia masih tidak percaya bahwa dia pernah membantu menemukan 29 anak yang terpisahkan dari orang tuanya, dan sekarang dia bisa menemukan anaknya sendiri.
Dia juga menambahkan bahwa akan terus berjuang untuk memerangi tindak kriminal penculikan yang masih ada di Tiongkok.
Mao Yin mengatakan dia akan menemani orang tua aslinya di Xian selama beberapa hari sebelum kembali ke Chengdu, ibukota provinsi Sichuan, untuk menyelesaikan beberapa masalah pribadi yang dihadapinya.
Mao Yin - yang setelah dijual diberi nama Gu Ningning - sekarang memiliki bisnis mendekor rumah.
Dia mengatakan sekarang belum tahu apa yang akan dilakukannya di masa depan. Peristiwa penculikan di tahun 1988
Mao Yin dilahirkan tanggal 23 Februari 1986, dan dalam wawancara dengan harian Hong Kong South Tiongkok Morning Post bulan Januari, sebelum dia ditemukan, ibunya menggambarkan sebagai bayi yang 'pintar, sehat dan menyenangkan.'
Tanggal 17 Oktober 1988, ayahnya Mao Zhenjing membawanya pulang dari sebuah playgroup.
Karena Mao Yin haus dan ingin minum, ayah anak ini kemudian berhenti di depan pintu masuk sebuah hotel.
Ketika ayahnya masuk ke dalam untuk mencari air panas, hanya sebentar, Mao Yin telah hilang.
Selama puluhan tahun, penculikan dan penjualan bayi merupakan salah satu masalah besar di Tiongkok.
Tidak ada angka resmi namun sebuah situs bernama Baby Come Back Home, ada 14.893 postingan mencari anak laki-laki yang hilang, dan 7.411 postingan mencari anak perempuan yang hilang.
Di tahun 2015 diperkirakan ada 20 ribu anak-anak yang diculik setiap tahunnnya di sana.
Di tahun 2009, Kementerian Keamanan Publik Tiongkok membuat sebuah database yang sejak itu membantu menemukan lebih dari 6300 anak-anak yang hilang menggunakan tes DNA.
ABC/Reuters
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menunggu Berjam-jam untuk Rapid Test di Jakarta