jpnn.com, PALEMBANG - Seorang dokter koas Fakultas Kedokteran di Universitas Palembang menjadi korban penganiayaan di Istoria Cafe di Jalan Demang Lebar Daun, Rabu (11/12/2024) sore kemarin.
Pelakunya adalah seorang pria berkaus merah yang diduga juga sebagai rekan kerja korban.
BACA JUGA: Pelaku Pencabulan Disertai Penganiayaan di Ogan Ilir Ditangkap Polisi, Tuh Tampangnya
Peristiwa tersebut bahkan viral di media sosial (Medsos) Instagram. Dalam video yang beredar korban yang masih mengenakan pakaian seragam koas mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari pria berkaos merah tanpa perlawanan.
"Kami sudah baik-baik," ucap korban di dalam video tersebut.
BACA JUGA: Suporter Persijap Jepara Rusuh di Kudus, Warga Jadi Korban Penganiayaan
Beberapa orang yang ada di lokasi termasuk seorang ibu-ibu dan rekan korban tampak berusaha melerai. Namun, tidak dapat meredam perbuatan pelaku yang tetap memukuli korban.
Informasi yang dihimpun, peristiwa penganiayaan itu terjadi dilatarbelakangi perselisihan tentang jadwal jaga koas yang diatur oleh korban.
BACA JUGA: Anak Anggota DPRD Banten Terlibat Kasus Penganiayaan Sekuriti
Korban diketahui bernama Lutfi chief koas mahasiswa Universitas Sriwijaya.
Akibat dari peristiwa tersebut, korban mengalami luka lebam di bagian wajah, saat ini korban masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Romi Maulana selaku Supervisor Storia Cafe membenarkan kejadian tersebut.
"Ya benar, peristiwa itu terjadi di Cafe kami kemarin sore," ungkap Romi saat ditemui di Storia Cafe di Demang Lebar Daun.
"Kami tidak tau itu dokter atau apa, yang pasti itu customer biasa, datang kami kasi menu terus mereka ngobrol," sambung Romi.
Tak berapa lama lanjut Romi keduanya cekcok mulut dan terjadilah perkelahian tersebut.
"Kami kurang tau permasalahan lebih jelasnya seperti apa, perkelahian itu berlangsung kurang lebih 5 hingga 10 menit, " kata Romi.
Seusai dari berkelahi lanjut Romi, keduanya pergi meninggalkan Cafe.
"Kalau untuk tempat alhamdulillah tidak ada kerusakan apa-apa, " tutup Romi. (mcr35/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Cuci Hati