jpnn.com, BOGOR - Kantor Imigrasi Kelas I Bogor menahan 12 orang tenaga kerja asing (TKA) asal tiongkok, hasil razia di kawasan tambang Emas dan Galena di kawasan Cigudeg Kabupaten Bogor, Selasa (10/1).
Muspika Cigudeg menduga masih ada puluhan TKA asal Tiongkok di kawasan tambang Cintamanik.
BACA JUGA: 49 TKA Tiongkok Masuk Indonesia, Ini Rute Penerbangan Mereka
Karena itu, Tim Pengawasan Orang Asing (Pora) Kecamatan bersama unsur Muspika bakal memperketat pengawasan di lokasi penggerebekan, tambang PT BCMG, Kampung Cihideung, Desa Cintamanik, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
“Mereka (TKA Tiongkok) kan baru, tidak tahu kawasan pegunungan, dipastikan balik lagi ke tempat semula. Pengawasan kita perketat bersama Satpol PP, TNI, dan Polsek setempat,” ungkap Camat Cigudeg Acep Sajidin kepada Radar Bogor (Jawa POs Group).
BACA JUGA: Puluhan TKA Asal Tiongkok di Bandara Memakai Masker, Begini Kata Kapolda
Saat penggerebekan oleh tim Imigrasi Selasa (10/1), puluhan TKA diduga sudah kabur dari kawasan tambang. Indikasinya, lima bilik semacam asrama pegawai kondisinya kosong.
Namun di dalamnya terlihat berbagai barang asal Tiongkok. Mulai dari sumpit, hingga makanan kemasan bertuliskan bahasa Mandarin. “Pasti akan kembali ke tambang, tidak mungkin lari keluar,” ucapnya.
Camat Acep menjelaskan, PT BCMG yang mempekerjakan TKA Tiongkok memiliki sejumlah anak perusahaan, yakni PT Lumbung dan PT Sinomine Resource Indonesia.
Namun PT lumbung sudah bangkrut dan tak lagi beroperasi sejak dua tahun lalu. Semuanya berada di kawasan Gunung Cirangsad, Desa Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Kepala Desa Banyuwangi, Jaih menambahkan, keberadaan perusahaan tambang tersebut sama sekali tidak berkontribusi apapun ke masyarakat desa.
Dia memastikan nyaris tak ada tenaga kerja di tambang tersebut yang berasal dari warga sekitar.
“Kontribusi tidak ada sama sekali ke desa maupun ke warga sekitar. Pegawai juga berasal dari luar Desa Banyuwangi,” ungkapnya.
Menurut Jaih, seharusnya setiap perusahaan besar pasti memiliki kewajiban tanggung jawab sosial (CSR) kepada lingkungan sekitar. Tapi selama menjabat Kades, belum pernah ia merasakan bantuan apapun.
“Jangankan buat jalan desa, sekalinya kita kasih proposal buat kegiatan, mereka hanya memberi Rp 200 sampai Rp 300 ribu. Warga pernah dikasih sembako, tapi hanya beberapa, tidak merata,” tandasnya.
Seperti diketahui, penggerebekan TKA ilegal asal Tiongkok sudah kesekian kalinya terjadi di Bumi Tegar Beriman.
Bupati Bogor Nurhayanti pun dibuat gerah dengan kondisi ini. Yanti -sapaan Nurhayanti- kemarin kembali menginstruksikan seluruh Muspida-Muspika, hingga aparatur desa untuk meningkatkan pengawasan.
“Kami juga mengimbau warga dan pengurus RT/RW agar tak ragu melapor, jika menemukan aktivitas mencurigakan warga negara asing (WNA) di wilayah masing-masing,” ujarnya kepada Radar Bogor
Yanti menegaskan, tim pengawasan orang asing atau tim Pora harus benar-benar mengawasi dan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi. “Laporkan segera jika ada kecurigaan,” tandasnya.(nal/d)
Redaktur & Reporter : Soetomo