Di Hadapan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Jokowi: Sinergi Adalah Kunci

Selasa, 31 Agustus 2021 – 14:07 WIB
Presiden Jokowi menyampaikan sinergi antara pemangku kepentingan dan digitalisasi jadi faktor penting dalam mendorong perekonomian. Foto : Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menyampaikan sinergi antara pemangku kepentingan dan digitalisasi sangat krusial dalam transformasi struktural ekonomi nasional.

Menurut kepala negara, hal itu ditujukan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Presiden Jokowi ke Cirebon, Menilik Vaksinasi Pelajar dan Santri

“Dalam percepatan ekonomi, sinergi adalah kunci,” tegas Jokowi pada pembukaan Kongres ISEI XXI dan Seminar Nasional 2021, Selasa (21/8).

Presiden juga menekankan pentingnya digitalisasi untuk mendukung pemulihan ekonomi, khususnya melalui penerapan one single submission (OSS) untuk menyederhanakan proses perizinan dalam membuka usaha di Indonesia.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Bertanya Kepada Tukang Becak, Sakit Enggak?

“(Digitalisasi, red) ini penting untuk mendorong perekonomian daerah dan pusat agar terus tumbuh,” kata Presiden.

Melalui digitalisasi diharapkan juga membantu pengembangan badan usaha milik petani, membuka akses pemasaran melalui kemitraan dan penyederhanaan akses pembiayaan.

BACA JUGA: Berebut Sembako dari Jokowi, Ibu Hamil Jatuh di Tengah Kerumunan

Di samping itu, Jokowi berharap para ekonom dan akademisi, khususnya yang tergabung di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memberikan gagasan segar untuk memperkuat proses pemulihan ekonomi nasional.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan digitalisasi ekonomi, keuangan, dan bidang lain secara menyeluruh sangat diperlukan.

Pasalnya, hal ini akan mendorong inklusi ekonomi dan keuangan dan pada gilirannya akan mempercepat pemulihan ekonomi.

Bank Indonesia akan terus mendorong akses pembiayaan. Sinergi erat dengan digital banking. Untuk mendorong digitalisasi sektor riil di UKM, pengembangan startup baik tingkat lokal maupun nasional,” kata Perry, yang juga ketua umum ISEI.

Perry juga mendorong agar produk-produk Indonesia bisa dipasarkan melalui startup e-commerce, yang tentunya hanya akan bisa dicapai melalui digitalisasi.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan program-program pemerintah dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

“Pemerintah menggunakan instrumen fiskal untuk menjangkau seluruh warga sampai ke daerah-daerah pelosok dan membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” kata Sri Mulyani.

Dia berharap geliat pemulihan ekonomi tidak hanya muncul akibat penerapan kebijakan instrument fiskal, namun akan tumbuh dari dunia usaha dan masyarakat.

Sri Mulyani menekankan bahwa pandemi bukan masalah kesehatan saja, tetapi memiliki dimensi yang sangat luas. Menteri keuangan juga secara panjang lebar menjelaskan perkembangan program pemulihan ekonomi dan juga update terkait APBN.

“Kami harapkan tahun 2021 akan ada rebound. Namun, tentu ini masih akan dipengaruhi varian Delta,” katanya.

CEO Madeinindonesia.com Ilyas Bhat menegaskan pentingnya digital disruption (disrupsi digital) yang lebih progresif.

Hal itu, menurutnya, dibutuhkan untuk memicu kewirausahaan dan inovasi yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin ekonomi.

Ilyas menilai pemerintah harus mengambil peran utama dalam memperkuat dan meningkatkan konektifitas digital.

Ekonomi digital harus dipastikan bermanfaat bagi semua dan menghubungkan mereka yang selama ini tak terhubung.

“Pemerintah harus mengambil langkah penting untuk mencegah diskoneksi (decoupling, red) ekonomi digital dari ekonomi riil untuk mencegah pertumbuhan Model K,” kata Ilyas.

Ilyas pun membagikan pengalamannya dalam bisnis ekspor. Dia menyebut proses ekspor di Indonesia masih sangat kompleks, tidak efisien, primitif, serta didominasi perusahaan raksasa.

“Kontribusi ekspor oleh usaha kecil dan menengah (UKM) cenderung menurun dibanding dekade lalu, dari sekitar 18 persen di 2005, sekarang menjadi 13 persen. Jika terus berlanjut, dikhawatirkan UKM tidak akan bisa bertahan nantinya,” kata Ilyas.

Ilyas berujar pemerintah sudah menjalankan berbagai program, namun implementasi dan realisasi di daerah masih dipertanyakan.

Kemudian, untuk membantu UKM memperoleh akses pasar mancanegara, akses teknologi dan akses pembiayaan, dirinya membangun startup Madeinindonesia.com yang memberikan solusi untuk ekspor.

“Kami bertekan mendemokratisasi dan menyederhanakan ekspor Indonesia secara inklusif,” tambahnya.

Rektor ITB Bandung Reini Wirahadikusumah mengatakan digitalisasi merupakan proses evolusioner yang perlu didukung dengan kemampuan computation, learning, dan decision making.

"Digital connectivity perlu dibangun serentak dengan real connectivity, melalui multiple teknologi, institusi, dan budaya," imbuh Reini.

Turut hadir sebagai pembicara adalah PLT gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, ketua KADIN Arsjad Rasjid, executive secretary UNESCAP Armida Alisjahbana dan ADB vice president Bambang Susantono. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Didampingi Kepala BIN, Jokowi Masuk ke Gang-Gang di Cirebon


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler